
Menurut statistik dari Departemen Pertanian dan Lingkungan Hidup Lam Dong, total luas lahan karet di provinsi tersebut saat ini adalah 74.400 hektar, di mana 70.300 hektar di antaranya memiliki hasil panen lebih dari 63.800 ton hingga akhir Agustus, setara dengan 52% dari rencana tahunan.
Saat ini, meskipun harga belum banyak berubah, pasar ekspor, terutama pasar Tiongkok, perlahan pulih, sehingga harga lateks karet tetap terjaga pada tingkat yang cukup baik. Berkat hal ini, masyarakat setempat masih gigih merawat kebun mereka yang ada, sekaligus mendorong perluasan lahan di area dengan kondisi budidaya yang sesuai. Hal ini merupakan sinyal positif yang menunjukkan kesadaran dan tindakan tepat masyarakat untuk menstabilkan struktur tanaman, sehingga terhindar dari pengejaran pasar yang berlebihan.
Keluarga Ibu Pham Thi Hien di Kecamatan Quang Tin saat ini memiliki kebun karet seluas 1 hektar. Menurut Ibu Hien, meskipun harga getah karet dalam beberapa tahun terakhir tidak sesuai harapan keluarga, beliau tetap tekun merawat kebun tersebut. Karena beliau yakin bahwa tanaman ini dapat dipanen dalam jangka waktu yang lama, 15 hingga 20 tahun. Ibu Hien mengatakan bahwa sebenarnya, merawat pohon karet tidak terlalu sulit dan tidak membutuhkan banyak tenaga.
Untuk mengatasi periode penurunan harga karet, keluarga tersebut mengurangi investasi pupuk dan mengubah pola penyadapan dari D2, yang berarti menyadap lateks setiap 2 hari, menjadi D3, D4, yang berarti menyadap lateks setiap 3-4 hari, untuk mengurangi biaya tenaga kerja. Kabar baiknya, sejak awal tahun 2025, harga lateks karet cenderung meningkat.
Menurut ketua Komite Rakyat Komune Dak Sin, pohon karet yang sesuai dengan kondisi tanah setempat telah ditanam dan dipelihara oleh masyarakat setempat selama puluhan tahun. Menghadapi fluktuasi pasar, pemerintah komune telah mendorong masyarakat untuk mempertahankan lahan karet di lokasi yang sesuai guna menyeimbangkan struktur tanaman dan mengembangkan produksi yang stabil. Banyak rumah tangga telah mempertahankan lahan karet mereka.
Berdasarkan sektor fungsional, perkembangan industri karet Lam Dong belum mencapai harapan karena kurangnya koneksi berkelanjutan antara perusahaan dan petani, serta ketergantungan yang berlebihan pada beberapa pasar. Jumlah perusahaan pengolahan dalam masih terbatas, dan skala serta penerapan teknologi beberapa fasilitas masih terbatas.
Banyak pendapat yang menyebutkan bahwa "hambatan" permasalahan ini berasal dari organisasi produksi yang masih terfragmentasi, berskala kecil, kurang terkoneksi, belum memenuhi persyaratan produksi komoditas terkonsentrasi, dan belum membentuk kawasan bahan baku sesuai rantai nilai.
Industri karet masih memiliki biaya produksi yang tinggi, kualitas produk yang belum stabil, dan belum memenuhi kebutuhan pasar impor serta peningkatan konsumsi domestik. Untuk mengatasi hambatan dan kendala tersebut, provinsi ini berfokus pada penerapan solusi fundamental seperti reorganisasi produksi sesuai rantai nilai industri.
Khususnya, sektor dan daerah fungsional merencanakan dan mengembangkan kawasan bahan baku berskala besar, memproduksi barang dengan standar dan kualitas tinggi. Pada saat yang sama, mengurangi luas areal karet di area yang kurang sesuai untuk meningkatkan efisiensi produksi.
Sektor pertanian provinsi merekomendasikan agar petani memelihara perkebunan karet di area yang pohonnya tumbuh subur dan menghasilkan lateks berkualitas tinggi. Petani sebaiknya hanya melikuidasi dan beralih ke tanaman lain untuk perkebunan karet yang tua dan berpenyakit.
Petani juga perlu menanam kembali kebun karet yang telah mencapai puncaknya. Untuk penanaman kembali, petani perlu menggunakan varietas karet okulasi yang berproduksi tinggi, tahan penyakit, dan tahan kekeringan. Petani perlu memiliki aturan yang memadai dalam perawatan karet untuk menjaga kualitas dan hasil lateks.
Sumber: https://baolamdong.vn/to-chuc-lai-san-xuat-nganh-hang-cao-su-o-phia-tay-391159.html






Komentar (0)