Menurut Komunitas Lada Internasional (IPC), total produksi lada dunia pada tahun 2023 diperkirakan mencapai 526 ribu ton, lebih rendah dibandingkan tahun 2022 yang mencapai 537,6 ribu ton. Dari jumlah tersebut, produksi komoditas ini di Brasil, Indonesia, dan India diperkirakan akan menurun dibandingkan tahun 2022.
Produksi lada Vietnam sendiri diperkirakan mencapai 200.000 ton, naik 9,3% dibanding tahun lalu dan menyumbang 38% dari produksi lada global.
Dengan hasil di atas, Vietnam terus mempertahankan posisi nomor 1 dunia dalam produksi dan ekspor lada.
Di negara kita, lada dianggap "emas hitam". Diperkirakan Agustus lalu, Vietnam mengekspor 16.000 ton lada, menghasilkan 60 juta dolar AS, naik 4,9% dalam volume dan 5,4% dalam nilai dibandingkan Juli 2023.
Dalam 8 bulan pertama tahun 2023, negara kita mengekspor sekitar 184 ribu ton "emas hitam", dengan omzet 600 juta USD, naik 14,5% dalam volume tetapi turun 15,9% dalam nilai dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Meskipun harga ekspor lada Vietnam berangsur pulih, dalam 8 bulan terakhir, harga ekspor rata-rata hanya mencapai 3.263 USD/ton, turun 26,5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Pada 7 September, harga ekspor lada hitam 500 dan 550 g/l dari Vietnam masing-masing mencapai 3.500 dolar AS/ton dan 3.600 dolar AS/ton. Harga ekspor lada putih tetap di angka 5.100 dolar AS/ton.
Harga lada di pasar domestik tetap 71.000-73.500 VND/kg.
Para pakar industri mengatakan bahwa pasokan lada untuk tahun 2023 tidak banyak, baik bagi masyarakat maupun pelaku usaha. Mulai sekarang hingga akhir tahun, ekspor lada sebagian besar akan berasal dari stok tahun-tahun sebelumnya. Hal ini diyakini menjadi penyebab kenaikan harga lada domestik pada Agustus 2023 dan beberapa hari terakhir.
Pasar lada global diperkirakan akan tertekan dalam jangka pendek akibat permintaan dari AS, Eropa, dan Tiongkok. Namun, permintaan dari pasar-pasar ini belum membaik. Akibatnya, ekspor komoditas ini dari Vietnam ke depannya akan tetap rendah.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)