Kampanye pemilihan kembali Presiden Joe Biden mengunggah video pertamanya di TikTok selama akhir pekan, yang menampilkan presiden yang diwawancarai tentang Super Bowl antara Kansas City Chiefs dan San Francisco 49ers.
Presiden Joe Biden dikritik oleh anggota parlemen dari kedua partai di AS karena kampanye pemilihannya kembali bergabung dengan TikTok
Beberapa senator Republik mengkritik Biden karena bergabung dengan TikTok, sebuah jejaring sosial yang telah menimbulkan kekhawatiran tentang privasi data dan keamanan nasional, menurut The Hill pada 12 Februari. TikTok adalah anak perusahaan ByteDance, sebuah perusahaan yang berbasis di Beijing.
Senator Tom Cotton mengatakan TikTok adalah aplikasi mata-mata Tiongkok, "yang digunakan untuk menyebarkan propaganda kepada anak-anak Amerika dan mencuri data." "Sangat disayangkan Biden menggunakan TikTok untuk menutupi angka jajak pendapat yang buruk akibat penurunan mentalnya," komentar anggota kongres dari Partai Republik itu di Twitter.
Senator Joni Ernst, yang juga seorang Republikan, mencatat bahwa Biden menandatangani peraturan pada Desember 2022 yang melarang pemasangan TikTok di perangkat federal karena mengancam keamanan nasional. Ernst mengatakan bahwa hal itu pun tidak akan mencegah kampanye Biden menggunakan "aplikasi propaganda berbahaya" dari Tiongkok tersebut.
Senator Demokrat Mark Warner juga menyatakan kekhawatirannya tentang keputusan Presiden Biden, dengan mengatakan China akan mendapatkan data tersebut dan dapat menemukan cara untuk menunjukkannya apa yang ingin dilihat orang Amerika.
Apa yang dikatakan Tn. Biden tentang penilaiannya bahwa ia memiliki 'ingatan yang buruk'?
Bapak Warner, ketua Komite Intelijen Senat AS, tahun lalu mengajukan rancangan undang-undang bersama Senator Republik John Thune yang akan memungkinkan Departemen Perdagangan untuk memeriksa dan melarang teknologi yang terkait dengan pemerintah asing. TikTok membantah adanya hubungan dengan pemerintah Tiongkok. "Saya pikir kita masih perlu mencari cara untuk mengikuti jejak India dalam melarang TikTok," kata Bapak Warner.
[iklan_2]
Tautan sumber






Komentar (0)