Dalam kehidupan material dan spiritual masyarakat Dao Tien, perhiasan perak tidak hanya menjadi barang wajib bagi wanita untuk mempercantik diri, tetapi juga melambangkan banyak nilai budaya dan agama yang unik dan istimewa.
Perhiasan perak memiliki keindahan yang unik. Melalui desain dan pola dekoratifnya, orang dapat mengenali makna dan nilai budaya masing-masing suku. Bagi masyarakat Dao Tien, perak adalah material yang paling berharga, dan perhiasan perak selalu menjadi yang paling bernilai. Sebagian besar perhiasan perak dibuat dengan tangan oleh masyarakat Dao Tien menggunakan metode manual tradisional dan telah digunakan sejak lama, sehingga menjadi daya tarik tersendiri dalam pakaian mereka.
Menurut Ibu Chu Thi Un, Dusun Ban Phuong, Kecamatan Thanh Cong (Nguyen Binh), masyarakat Dao Tien sering menghiasi kostum mereka dengan koin perak, sehingga suku kami disebut "Dao Tien". Khususnya bagi kaum wanita, perhiasan perak menunjukkan tingkat kekayaan dan kemakmuran diri dan keluarga. Biasanya, pada hari raya, Tahun Baru, atau saat keluarga sedang merayakan hari besar, saya akan mengenakan kemeja dengan 10 kancing perak, 7 kalung, 2 gelang, anting-anting, dan kantong sirih dengan 16 bunga perak berkilau. Semua perhiasan perak tersebut merupakan mas kawin saat saya menikah. Dengan warna nila dan garis-garis lilin lebah yang halus, warna putih perak membuat kostum Dao Tien semakin cemerlang dan unik.
Perhiasan perak tidak hanya digunakan untuk kecantikan, tetapi juga melambangkan hubungan erat antara anggota keluarga dan masyarakat, serta selalu dihargai, dilestarikan, dan diwariskan dari generasi ke generasi. Menurut konsep masyarakat Dao Tien, ketika seorang gadis pindah ke rumah suaminya, selain pakaian buatan sendiri selama setahun, perhiasan perak merupakan mahar yang tak tergantikan, di samping hadiah berharga lainnya. Perhiasan ini akan disimpan sebagai harta keluarga dan klan, serta diwariskan kepada generasi mendatang.
Perhiasan perak gadis-gadis Dao Tien saat menikah biasanya terdiri dari 5-7 kalung yang ukurannya semakin besar, tidak tertutup rapat. Di kedua ujungnya terdapat hampir sepuluh rantai perak panjang yang menjuntai hampir ke dada, 2-3 gelang, anting-anting, dan satu set kalung. Pada kalung-kalung tersebut terdapat ukiran pola berlian, pedang, dayung, burung, bunga, dan daun...
Khususnya, rangkaian relik yang rumit dan canggih ini mencakup koin perak, tali berbentuk beras, ikan, perkakas kerja (pisau, sekop, dll.), lonceng kecil, kotak kapur, sendok sirih, dll. Selain itu, terdapat penyumbat telinga, penjepit, dan kerincingan sepanjang sekitar 6-8 cm. Rangkaian relik ini dikalungkan di pinggang, satu sisi diikatkan pada ikat pinggang, sisi lainnya digantung di samping. Dengan latar belakang nila dan putih, relik perak semakin menonjolkan pesona wanita tersebut. Inilah salah satu aspek yang membentuk identitas nasional.
Menurut masyarakat Dao Tien, perak tidak hanya digunakan sebagai perhiasan untuk memperindah pakaian adat, tetapi juga melambangkan kekayaan, kemakmuran, keberuntungan, dan rezeki. Semakin banyak perak yang dimiliki seseorang, semakin banyak pula dewa yang akan memberkatinya dengan kesehatan, hal-hal baik, dan keluarga yang sejahtera dan bahagia. Selain itu, masyarakat Dao Tien percaya bahwa perak dapat menangkal roh jahat, angin, masuk angin, dan berbagai penyakit lainnya.
Kini, seiring dengan kuatnya pertukaran budaya, kehidupan masyarakat Dao Tien telah berubah. Banyak nilai budaya yang perlahan-lahan hilang atau tertransformasi untuk beradaptasi dengan kondisi baru. Namun, perhiasan perak tetap dipertahankan sebagai bagian penting dan tak terpisahkan, simbol budaya tradisional masyarakat Dao Tien di sini.
Thanh Tu
Sumber
Komentar (0)