Anak-anak berisiko tinggi terkena penyakit akibat perokok pasif.

Pada anak-anak, perokok pasif menyebabkan infeksi saluran pernapasan, otitis media, memperburuk gejala asma dan merupakan salah satu penyebab kematian mendadak pada bayi.

Menurut Dana Pencegahan Bahaya Tembakau ( Kementerian Kesehatan ), penggunaan tembakau merupakan penyebab 25 penyakit dan menyebabkan 90% kasus kanker paru-paru, 75% kasus penyakit paru obstruktif kronik, dan 25% kasus penyakit jantung iskemik.

Penggunaan tembakau diperkirakan menyebabkan 30% kematian akibat kanker di Amerika Serikat. Pada abad ke-20, 100 juta orang meninggal akibat penyakit terkait tembakau. Setiap tahun, sekitar 8 juta orang meninggal akibat penyakit terkait tembakau di seluruh dunia, termasuk 1,23 juta kematian akibat penyakit yang disebabkan oleh paparan asap rokok orang lain (perokok pasif).

Organisasi Kesehatan Dunia memperkirakan bahwa jika tidak ada tindakan pencegahan yang tepat waktu, pada abad ke-21, jumlah total orang yang meninggal akibat penyakit yang disebabkan oleh tembakau akan mencapai 1 miliar.

Di Asia Tenggara, kematian akibat tembakau di kalangan pria mencapai sekitar 1,5%, tertinggi kedua setelah kawasan Pasifik Barat, dengan perkiraan hampir 1 juta kematian setiap tahun.

Anak-anak perlu tinggal di lingkungan bebas asap rokok untuk mengurangi penyakit yang disebabkan oleh asap rokok.

Di Vietnam, meskipun insiden penyakit menular menurun, penyakit tidak menular justru meningkat pesat. Penyakit yang terutama disebabkan oleh penggunaan tembakau seperti stroke, penyakit arteri koroner, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), dan kanker paru-paru... merupakan penyebab utama kematian pada pria.

Perokok pasif juga diidentifikasi sebagai penyebab penyakit pada orang yang bukan perokok yang secara teratur menghirup asap rokok. Orang-orang ini termasuk istri, anak-anak, orang yang tinggal serumah dengan perokok, dan orang-orang yang secara teratur bekerja di lingkungan dengan asap rokok. Perokok pasif dapat menyebabkan banyak penyakit serius seperti kanker paru-paru, infeksi pernapasan, penyakit kardiovaskular...

Menurut Dana Pencegahan Bahaya Tembakau, risiko penyakit arteri koroner pada perokok pasif 25-30% lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak menghirup asap rokok. Pada anak-anak, perokok pasif menyebabkan peradangan pernapasan, batuk berdahak atau mengi, otitis media, memperburuk gejala asma, dan merupakan salah satu penyebab sindrom kematian bayi mendadak serta gangguan pendengaran (di masa dewasa).

Di kemudian hari, anak-anak yang tumbuh besar dengan paparan asap rokok orang lain lebih mungkin terkena asma, kanker paru-paru, kanker lainnya, dan penyakit jantung. Selain itu, anak-anak yang tumbuh besar dengan orang tua perokok juga lebih mungkin merokok.

Jika anak Anda sudah menderita asma, paparan asap rokok dapat memperburuk atau bahkan memperparah gejalanya. Selain itu, paparan asap rokok dapat memperburuk asma anak Anda, sehingga anak Anda membutuhkan obat asma atau harus lebih sering dirawat di rumah sakit.

Selain itu, asap rokok dapat memengaruhi janin. Jika seorang perempuan (yang tidak merokok) tinggal di rumah yang dipenuhi asap rokok, bayinya berisiko lahir dengan berat badan lebih rendah dibandingkan bayi normal lainnya.

Dokter juga menyarankan bahwa hanya membuat ruangan bebas asap rokok di rumah saja tidak cukup untuk anak-anak. Orang tua perlu memastikan seluruh rumah bebas asap rokok. Menggunakan pembersih udara tidak akan membantu. Langkah untuk mencegah perokok pasif pada anak-anak adalah dengan memastikan anak-anak tinggal di lingkungan bebas asap rokok. Orang tua dan kerabat di sekitar mereka yang merokok harus berhenti merokok untuk menciptakan lingkungan bebas asap rokok, yang akan melindungi kesehatan diri mereka sendiri, kerabat mereka, dan masyarakat.

Sumber: https://cand.com.vn/y-te/tre-em-gap-nhieu-nguy-co-mac-benh-tat-boi-hut-thuoc-la-thu-dong-i781093/