
Berkat penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, Bapak Le Thanh Phong berhasil membudidayakan kangkung dengan hasil panen tinggi, sehingga memberikan penghasilan yang stabil bagi keluarganya.
Menyadari bahwa kangkung mudah ditanam, menghasilkan produktivitas tinggi, memiliki harga jual yang stabil, dan populer di pasaran, 10 tahun lalu, Bapak Phong bereksperimen dengan menanam kangkung di lahan seluas 0,5 hektar. Berkat pengamatan yang tajam, kemampuan belajar yang cepat, dan dukungan dari petani berpengalaman, Bapak Phong berhasil mencapai hasil panen yang tinggi dalam budidaya kangkung. Dari situ, beliau memperluas lahan dan menerapkan model budidaya kangkung di lahan yang sebelumnya digunakan untuk budidaya padi dan lemon.
Pak Phong berbagi: Pada tahun pertama, beliau menanam 10.000 meter persegi dan menginvestasikan hampir 250 juta VND untuk membajak, menyiapkan lahan, menabur benih, dan memasang sistem irigasi otomatis. Pada tahun kedua, beliau secara bertahap memperluas lahan menjadi 15.000 meter persegi . Saat ini, beliau menanam 20.000 meter persegi kangkung. Dengan motto "Demi kesehatan masyarakat," beliau selalu fokus pada kualitas dan keamanan pangan dalam proses budidaya kangkung.
Untuk memastikan keberhasilan tanaman kangkungnya, Bapak Phong dengan teliti berinvestasi di setiap langkah, mulai dari persiapan tanah dan pembuatan bedengan hingga penanaman, penyiraman, pemupukan, penyemprotan pestisida, transportasi, dan panen. Kangkung rentan terhadap beberapa penyakit umum seperti busuk akar, kutu daun, bercak kuning, karat, dan hawar daun. Oleh karena itu, di setiap musim tanam, beliau melakukan disinfeksi, pencegahan penyakit, dan praktik tumpang sari dengan dua tanaman sayuran dan satu tanaman padi (padi yang ditanam untuk diambil akarnya guna memperbaiki tanah). Waktu tanam adalah 3,5 bulan per tanaman. Beliau swasembada benih, sehingga dapat mengendalikan semuanya mulai dari penanaman hingga panen. Berkat penerapan teknologi secara bertahap dalam budidaya kangkung, beliau menghemat air dan mengurangi biaya tenaga kerja dibandingkan dengan metode produksi tradisional.
Dengan hasil rata-rata 8 ton/ 10.000 m² /musim, dijual dengan harga antara 10.000 hingga 30.000 VND/kg, setelah dikurangi biaya, ia memperoleh pendapatan 80-100 juta VND/ 10.000 m² /musim. Model usahanya juga berkontribusi dalam menciptakan lapangan kerja bagi buruh lokal.

Model budidaya kangkung di lahan padi dan lemon yang diterapkan Le Thanh Phong memberikan lapangan kerja bagi masyarakat setempat.
Selama periode terakhir, ia telah membimbing prosedur teknis, menyediakan benih, dan membangun jaringan distribusi hasil panen, mendukung banyak anggota serikat pemuda dan masyarakat setempat dalam beralih dari tanaman padi dan lemon yang berdaya hasil rendah ke tanaman kangkung yang berdaya hasil lebih tinggi.
Saat ini, Bapak Phong menjalin kerja sama dengan para pedagang yang membeli langsung dari petani dan mendistribusikan hasil panen ke pasar pertanian grosir. Beliau berencana untuk membudidayakan sayuran sesuai dengan standar VietGAP dan memperluas kemitraannya dengan perusahaan-perusahaan yang membeli dan memproduksi obat-obatan dan kosmetik untuk menciptakan pasar yang stabil bagi Centella asiatica; pada saat yang sama, beliau berencana untuk membuat situs web dan saluran media sosial agar produk tersebut lebih mudah diakses oleh pelanggan.
“Saat ini saya sedang menerapkan model skala swasta. Sekarang saya berencana untuk menerapkan model berbasis komunitas, memperluas hubungan antara bisnis, masyarakat setempat, dan komunitas lain di distrik ini. Selain itu, saya bertujuan untuk membangun destinasi wisata di mana pengunjung dapat menjelajah, mengambil foto, menikmati lingkungan yang bersih, tenang, dan dekat dengan alam, serta bersantai di akhir pekan,” ujar Bapak Phong.
Belanda
Sumber






Komentar (0)