Pada tanggal 22 November, Tiongkok mengumumkan perluasan penyelidikan anti-subsidi terhadap produk susu yang diimpor dari Uni Eropa (UE).
Tiongkok memperluas investigasi terhadap program subsidi susu Uni Eropa. (Sumber: Getty Images) |
Investigasi tersebut mencakup program subsidi Uni Eropa dan Denmark, Prancis, Italia, dan Belanda.
Sebelumnya pada bulan Agustus, Beijing meluncurkan penyelidikan terhadap beberapa produk keju, susu, dan krim yang diimpor dari blok beranggotakan 27 negara.
Langkah ini dipandang sebagai respons terhadap rencana UE untuk mengenakan tarif pada mobil listrik buatan China.
Tindakan Beijing menambah ketegangan atas subsidi yang berkisar dari mobil listrik hingga daging babi dan cognac.
Dengan tarif baru blok beranggotakan 27 negara tersebut hingga 45,3% pada kendaraan listrik yang diimpor dari Beijing yang mulai berlaku pada 30 Oktober, ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut telah meminta beberapa pemerintah negara anggota UE untuk membujuk Komisi Eropa (EC) agar memberikan solusi yang dapat diterima oleh seluruh industri kendaraan listrik.
Pada tanggal 22 November, Kementerian Perdagangan Tiongkok mengatakan bahwa perluasan penyelidikan dilakukan setelah tinjauan awal dan mempertimbangkan keluhan dari negara-negara anggota UE serta konsultasi dengan perwakilan blok tersebut.
Ruang lingkup perluasannya mencakup program-program seperti promosi pertanian , asuransi, dan subsidi investasi.
Tiongkok saat ini mengimpor produk susu dari beberapa negara Eropa, termasuk Belanda dan Prancis. Namun, pemasok susu terbesarnya adalah Selandia Baru.
Dalam beberapa tahun terakhir, impor susu negara ini secara bertahap menurun karena meningkatnya produksi susu dalam negeri serta dampak dari kemerosotan ekonomi domestik.
[iklan_2]
Sumber: https://baoquocte.vn/trung-quoc-ra-don-moi-cang-thang-voi-eu-da-tien-den-san-pham-sua-294750.html
Komentar (0)