Pada sore hari tanggal 8 November, Majelis Nasional secara berkelompok membahas rancangan Undang-Undang tentang perubahan dan penambahan sejumlah pasal dalam Undang-Undang tentang Lelang Properti.
Senada dengan isi rancangan undang-undang tersebut, Letnan Jenderal Nguyen Hai Trung, Direktur Kepolisian Kota Hanoi , mengatakan rancangan undang-undang tersebut perlu memuat aturan yang lebih jelas dan rinci tentang penanganan investor yang memenangkan tender proyek namun "kabur".
Sebab menurut delegasi, apabila investor yang menang lelang kemudian tidak menyetor dana melainkan menarik lelangnya, maka akan menimbulkan kerugian yang besar bagi investasi yang ditanamkan dalam proyek tersebut, dan hilangnya kepercayaan dari investor lain yang memang benar-benar investor.
Dalam menyampaikan pandangannya mengenai lelang aset, delegasi Hoang Van Cuong (Delegasi Hanoi) juga menegaskan bahwa semangat amandemen undang-undang harus tegas guna menghindari investor dan orang-orang yang mengambil keuntungan pribadi.
Oleh karena itu, transparansi informasi tentang lelang aset dan informasi yang dipertukarkan dengan penawar perlu dijaga. Selain itu, rancangan undang-undang ini harus memuat ketentuan yang melarang pengungkapan informasi tentang penawar, pemilik properti, dan penyelenggara lelang.
Untuk menghindari adanya praktik mencari untung dalam kegiatan lelang, banyak pendapat yang menyarankan perlunya penambahan uang jaminan lelang properti.
Namun, delegasi Hoang Van Cuong mengatakan bahwa jika deposit aset tinggi, hal itu dapat membatasi jumlah peserta lelang. Oleh karena itu, kualifikasi juru lelang sangat penting, sehingga penyelenggara lelang harus membuktikan agunan peserta lelang.
Terkait makin maraknya lelang daring, para delegasi menyampaikan agar rancangan undang-undang tersebut mengatur aset apa saja yang boleh dilelang daring guna menghindari praktik mencari untung yang tidak perlu.
Delegasi Nguyen Thi Yen, Wakil Sekretaris Tetap Komite Partai Provinsi, Kepala Delegasi Majelis Nasional Ba Ria - Vung Tau , mengusulkan untuk mempertimbangkan penambahan peraturan tentang penanganan pelanggaran terhadap peserta lelang, pemenang lelang, dan individu serta organisasi terkait.
Menurut delegasi, dalam praktiknya memang ada beberapa kasus pemenang lelang yang menelantarkan uang jaminan dan tidak membayar untuk menerima barang lelang, terutama untuk barang-barang yang nilainya sangat tinggi seperti plat nomor kendaraan dan juga tanah.
Delegasi tersebut mencontohkan seorang pemenang lelang plat nomor 51K-888.88 senilai lebih dari 32 miliar VND, namun tidak membayar harga lelang yang telah ditetapkan, sehingga uang muka lelang yang telah dibayarkan sebesar 40 juta VND hangus.
Oleh karena itu, untuk mengatasi situasi ini, delegasi menyarankan agar panitia perancang mempertimbangkan penambahan aturan yang menyatakan bahwa aset yang dikelola negara tidak boleh dititipkan saat melelang. Jika seseorang menelantarkan titipan, perlu ditambahkan dan disesuaikan sanksi atas tindakan menelantarkan titipan tersebut. Perlu ada aturan yang mengatur denda berkali-kali lipat dari nilai titipan, agar lelang yang sukses tidak mengakibatkan hilangnya titipan.
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)