Dari “warisan” banh chung hingga memasak untuk politisi
Việt Nam•22/11/2024
Nama Madam Nhung sudah tak asing lagi di dunia kuliner . Dengan pengalaman lebih dari 30 tahun, Madam Nhung dikenal karena kreativitasnya yang tak terbatas dalam menciptakan hidangan-hidangan bercita rasa Vietnam yang kuat.
Nama Madam Nhung tentu tak asing lagi di dunia kuliner.
Nyonya Nhung (nama asli Truong Thi Le Nhung, tinggal di Hanoi) percaya bahwa banh chung bukan hanya bagian dari Tet, tetapi juga warisan kuliner Vietnam. Meskipun orang dapat menikmati banh chung sepanjang tahun, nilai budayanya tidak pudar. Selama perjalanannya dengan banh chung tradisional, Nyonya Nhung terus mengamati bagaimana orang Vietnam "memperlakukan" banh chung. Ia menekankan bahwa setiap orang memiliki perasaan khusus terhadap banh chung karena rasanya yang lezat. Kini, ketika banh chung "dikenakan" dengan kemeja baru, dengan beragam warna dan rasa, orang-orang semakin menyukainya. Selama 33 tahun perjalanannya di dunia kuliner, Nyonya Nhung percaya bahwa tonggak penting dalam hidupnya adalah menghubungkan kecintaan orang-orang terhadap kuliner. Ia selalu mencurahkan hatinya untuk meneliti dan menemukan rasa baru serta teknik memasak yang unik untuk menghadirkan pengalaman yang luar biasa bagi pelanggan.
Ibu Nhung adalah mantan siswa SMA Hanoi Amsterdam. Lulus dari Universitas Bahasa Asing, beliau bekerja di banyak tempat, tetapi setelah itu, beliau menekuni dunia kuliner dan membangun mereknya sendiri.
Pada tahun 2001, Nyonya Nhung menerima undangan khusus: memasak untuk menjamu tamu VIP dari Jepang. Ini merupakan kehormatan baginya, tetapi juga tekanan yang sangat besar. "Saat itu, saya belum pernah memasak untuk politisi asing. Karena itu, saya sangat khawatir tentang bagaimana memuaskan mereka. Bagaimana memasak makanan lezat yang sesuai dengan selera orang Jepang," kenang Nyonya Nhung. Akhirnya, beliau memilih menu dengan banyak bahan segar seperti jamur liar, sayuran pegunungan, daging, dan nasi dari dataran tinggi.
Pada tahun 2024, saya berencana mengembangkan hidangan vegetarian, terutama pho vegetarian. Selera pasar kuliner saat ini adalah vegetarian. Hidangan vegetarian kini bukan sekadar sayuran, melainkan seni yang mengandung perasaan sang koki. Karena ini adalah hidangan vegetarian, bahan-bahannya harus segar, menonjolkan cita rasa asli hidangan tersebut, bukan makanan vegetarian palsu, dan tidak berkaitan dengan hidangan daging.
Nyonya Nhung
"Saya ingat saat itu saya membuat hidangan ketan dengan bawang bombai, menggunakan air rebusan daging untuk mengukusnya. Ketan memberikan aroma yang harum, dan menyerap air rebusan daging, membuatnya semakin lezat. Ketan masih merupakan hidangan tradisional, tetapi saya memperhatikan bahan-bahannya dengan cermat, dan juga memiliki sedikit rahasia, sehingga rasanya sungguh lezat," ujar Ibu Nhung. Pesta itu sukses. Para tamu Jepang sangat puas dengan hidangannya. Ia selalu membawa kenangan itu sepanjang kariernya. Hal ini menjadi motivasi sekaligus pesan baginya untuk selalu berusaha menciptakan berbagai hidangan lezat dari produk-produk Vietnam.
Hidangan Madam Nhung sangat memperhatikan bentuk dan kualitas.
Tak hanya terkenal dengan banh chung, ia juga memasak berbagai hidangan tradisional Hanoi lainnya seperti ikan bakar, nem cua ga, canh bong gio cuon, bun thang, pho ga, pho bo, dan bubur iga... Setiap kali ia menciptakan resep baru, hidangan baru, ia selalu memikirkan bagaimana melestarikan warisan kuliner Hanoi. Dengan begitu, generasi mendatang dapat lebih mengenal dan mencintai cita rasa tradisional tanah airnya. Banyak ibu rumah tangga mengatakan bahwa Nyonya Nhung telah berkontribusi dalam "membebaskan" perempuan dari dapur. Set makanan yang disiapkan dan dikemasnya telah menjadi "penyelamat" bagi para ibu rumah tangga selama liburan dan Tet. Tet lainnya akan datang dan setiap kali bunga persik bermekaran menandakan datangnya musim semi, ia dengan tekun bereksperimen dan menciptakan hidangan dari cita rasa tradisional. Pengalaman nyata dari waktu yang dihabiskan dengan masakan adalah "api" yang menyalakan cinta dan hasratnya, sehingga ia dapat terus mengembangkan masakan tradisional sepenuhnya.
Komentar (0)