Kesenjangan valuasi antara pembeli dan penjual dalam transaksi M&A masih besar, sehingga kedua belah pihak tidak dapat bertemu. Ini merupakan tantangan terbesar bagi bisnis Jepang.
Tuan Tamotsu Majima: Masih ada kesenjangan besar antara pembeli dan penjual
Kesenjangan valuasi antara pembeli dan penjual dalam transaksi M&A masih besar, sehingga kedua belah pihak tidak dapat bertemu. Ini merupakan tantangan terbesar bagi bisnis Jepang.
Berbagi tantangan dalam sesi diskusi di Forum M&A ke-16 2024 yang diselenggarakan oleh Surat Kabar Dau Tu pada sore hari tanggal 27 November, di Kota Ho Chi Minh, Bapak Tamotsu Majima, Direktur Senior, RECOF Corporation mengatakan bahwa ada 2 tantangan yang dihadapi perusahaan Jepang saat melakukan M&A.
Pertama, selisih harga antara pembeli dan penjual masih sangat besar, sehingga kedua belah pihak tidak dapat bertemu satu sama lain.
"Di beberapa industri dan profesi, hasil bisnis tidak setinggi yang diharapkan, tetapi penjual menetapkan harga yang cukup tinggi, sementara pembeli, berdasarkan laporan keuangan terbaru untuk menetapkan harga, melihat adanya selisih harga yang sangat besar antara kedua belah pihak," Bapak Tamotsu Majima mengemukakan masalah praktis.
Kedua, proses persetujuan M&A terhambat, karena banyak otoritas kompeten memberikan panduan yang berbeda-beda dan memakan waktu.
Dari transaksi Perusahaan di masa lalu, Bapak Tamotsu Majima mengatakan bahwa ketika melakukan prosedur M&A, beliau selalu menghadapi proses yang lambat, namun tetap harus menunggu dengan sabar dan mengatasi hambatan tersebut.
Bapak Tamotsu Majima, Direktur Senior, RECOF Corporation berbagi tantangan dalam M&A - Foto: Le Toan |
Mengomentari potensi investasi di Vietnam, pengusaha ini menilai ini merupakan pasar yang sangat potensial, dengan pertumbuhan PDB selalu di angka 6-7%, sedangkan di Jepang hanya tumbuh 1-2%.
Investasi investor Jepang di Vietnam tampaknya melambat akhir-akhir ini. Namun, situasi ini mungkin akan berubah dalam waktu dekat ketika kabinet pemerintah Jepang yang baru memiliki kebijakan reformasi untuk membantu perusahaan Jepang berinvestasi di luar negeri.
Selain itu, perusahaan Jepang sekarang memiliki arus kas yang besar, dan di bawah tekanan dari pemegang saham, perusahaan harus menginvestasikan uang.
Mengomentari pasar M&A Vietnam pada tahun 2025, Tn. Tamotsu Majima yakin bahwa pasar Vietnam masih sangat menarik bagi perusahaan Jepang karena situasi politiknya yang stabil dan pertumbuhan ekonomi yang baik.
"Pada tahun 2025, pasar M&A di sektor barang konsumsi, manufaktur, dan jasa akan sangat dinamis," ujar Bapak Tamotsu Majima.
[iklan_2]
Sumber: https://baodautu.vn/ong-tamotsu-majima-van-con-khoang-cach-lon-giua-ben-mua-va-ben-ban-d231123.html
Komentar (0)