Babak penyisihan Kompetisi Mahasiswa Keamanan Siber 2025 berakhir dengan dominasi tim Vietnam yang menduduki seluruh 10 posisi terdepan.
Tim BlueBox dari Akademi Teknik Kriptografi memenangkan kejuaraan, menegaskan kapasitas luar biasa siswa Vietnam di bidang keamanan siber.

Kompetisi ini mengumpulkan 1.265 mahasiswa dari 327 tim, dari 34 universitas dan perguruan tinggi dalam negeri dan 26 sekolah internasional dari 8 negara ASEAN dan Jepang (Foto: NCA).
Kompetisi tahun ini menarik 1.265 mahasiswa dari 327 tim, mewakili 34 universitas dan perguruan tinggi dalam negeri dan 26 sekolah internasional dari 8 negara ASEAN dan Jepang.
Babak Penyisihan berlangsung daring selama 8 jam berturut-turut (dari pukul 8:30 hingga 16:30 pada tanggal 18 Oktober), dengan 21 tantangan mendalam tentang keamanan web, rekayasa balik, kriptografi, eksploitasi kerentanan, dan forensik digital.
Tim BlueBox menunjukkan kinerja yang mengesankan ketika berhasil menaklukkan tantangan 18/21, meraih 2.679 poin dan memenangkan kejuaraan.
Berikutnya adalah tim Anhchaic2 dari Universitas Teknologi Informasi - Universitas Nasional Kota Ho Chi Minh, dengan 17 tantangan dan 2.103 poin.
Tempat ketiga diraih oleh tim RUBY CHAN dari Cabang Akademi Kriptografi di Kota Ho Chi Minh, yang menyelesaikan 16 tantangan dengan 2.040 poin.

Daftar 10 posisi teratas pada babak penyisihan Kompetisi Mahasiswa Keamanan Siber 2025 (Sumber: Asosiasi Keamanan Siber Nasional).
Menariknya, tim-tim yang berada di peringkat 6 hingga 10 semuanya mencetak 1.815 poin, menunjukkan persaingan yang ketat dan tingkat persaingan yang seimbang antar tim. Peringkat grup ini ditentukan berdasarkan waktu pengumpulan yang lebih awal.
Sementara itu, dua tim TPC1 dan TPC2 dari Universitas Tsukuba (Jepang) merupakan tim internasional dengan kinerja tertinggi, masing-masing menduduki peringkat ke-25 dan ke-46.
Kompetisi Mahasiswa Keamanan Siber 2025 diselenggarakan oleh Asosiasi Keamanan Siber Nasional, di bawah naungan Kementerian Keamanan Publik dan Kementerian Pendidikan dan Pelatihan. Panel juri terdiri dari lebih dari 30 pakar terkemuka dari perusahaan teknologi besar seperti Viettel, VNPT, FPT, dan Bkav.
Bapak Vu Ngoc Son, Ketua Juri, berkomentar: “Ujian tahun ini bersifat praktis dan sangat terspesialisasi, tidak hanya menguji pengetahuan tetapi juga pemikiran strategis dan keterampilan kerja sama tim.
Salah satu hal yang menonjol dari kontes ini adalah pengintegrasian pesan Konvensi Hanoi , yang menyebarkan semangat kerja sama dan tanggung jawab di dunia maya."
Setelah babak Penyisihan, 20 tim terbaik akan memasuki babak Final Grup A, yang dijadwalkan berlangsung pada tanggal 15 November sesuai dengan model serangan dan pertahanan (Attack & Defense).
Selain itu, 56 tim lainnya akan berkompetisi di Final Grup B secara daring, dengan topik yang diperluas tentang Internet of Things (IoT), Blockchain, dan Kecerdasan Buatan (AI).
Kompetisi ini bukan hanya ajang akademis semata, tetapi juga kegiatan strategis yang berkontribusi terhadap terlaksananya Proyek Pengembangan Sumber Daya Manusia Keamanan Siber Nasional pada tahun 2030.
Keberhasilan Babak Penyisihan menegaskan daya tarik kompetisi dan peran perintis Vietnam dalam menciptakan lingkungan jaringan yang aman dan andal bagi kawasan tersebut.
Sumber: https://dantri.com.vn/cong-nghe/viet-nam-chiem-tron-10-vi-tri-dan-dau-bang-xep-hang-cuoc-thi-an-ninh-mang-20251020140513805.htm
Komentar (0)