Salah satu momen penting konferensi ini adalah penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Institut Kebudayaan, Seni, Olahraga , dan Pariwisata Vietnam (VICAST) dan Institut Penelitian Transportasi dan Pariwisata Jepang (JTTRI). MoU ini bertujuan untuk membangun kerangka kerja sama jangka panjang antara kedua lembaga di bidang riset, pertukaran pakar, penyelenggaraan konferensi, seminar, dan pertukaran informasi riset tentang pengembangan pariwisata, yang menjanjikan akan membuka banyak peluang baru bagi industri pariwisata kedua negara.

Pada lokakarya tersebut, berlangsung upacara penandatanganan Nota Kesepahaman antara Institut Kebudayaan, Seni, Olahraga, dan Pariwisata Vietnam (VICAST) dan Institut Penelitian Transportasi dan Pariwisata Jepang (JTTRI).
Dalam sambutan pembukaannya di lokakarya tersebut, Associate Professor Dr. Nguyen Thi Thu Phuong, Direktur VICAST, menekankan: "Lokakarya hari ini berlangsung dalam konteks transformasi pariwisata global yang pesat—dari "wisata wisata dan konsumsi" menjadi "wisata eksperiensial dan kreatif". Tren ini mencerminkan perubahan besar dalam pemikiran pembangunan: wisatawan tidak lagi sekadar pengamat, tetapi menjadi subjek yang turut menciptakan nilai bersama masyarakat setempat. Ini merupakan kesempatan bagi Vietnam untuk menegaskan merek pariwisatanya dengan identitas budaya yang kuat, sekaligus berkontribusi pada tujuan pembangunan berkelanjutan yang telah dikomitmenkan oleh Pemerintah Vietnam."

Delegasi yang menghadiri lokakarya.
Bapak Ito Naoki, Duta Besar Jepang untuk Vietnam, mengatakan: "Saya sangat senang Konferensi Ilmiah Internasional ke-3 antara Vietnam dan Jepang diselenggarakan dengan khidmat. Tema Konferensi tahun ini adalah "Pariwisata Kreatif - Pengembangan Destinasi Berkelanjutan". Menurut survei Organisasi Pariwisata Dunia (UNWTO), Jepang dan Vietnam diproyeksikan menjadi dua negara dengan tingkat pertumbuhan wisatawan tertinggi di dunia pada tahun 2025. Seiring dengan lonjakan jumlah wisatawan yang tiba-tiba, beberapa daerah mulai menghadapi masalah "kelebihan wisatawan". Dalam konteks tersebut, menyelenggarakan diskusi tentang pengembangan pariwisata berkelanjutan saat ini sangatlah tepat waktu dan praktis."
Dalam lokakarya tersebut, Bapak Nguyen Trung Khanh, Direktur Administrasi Pariwisata Nasional Vietnam, menegaskan pandangannya: "Vietnam adalah negara yang kaya akan budaya, sejarah, dan alam yang beragam. Dari desa kerajinan tradisional, warisan budaya tak benda, warisan budaya, hingga lanskap alam yang megah, kita memiliki "harta karun" yang tak ternilai untuk dieksploitasi, diciptakan, dan dikembangkan menjadi produk pariwisata yang unik dan berbeda."

Bapak Ito Naoki, Duta Besar Jepang untuk Vietnam, berbicara pada Lokakarya tersebut.
Dalam beberapa tahun terakhir, industri pariwisata global telah mengalami pergeseran yang signifikan dari model pariwisata tradisional ke pariwisata kreatif. Model ini berfokus pada pengalaman wisatawan, partisipasi masyarakat lokal, serta keunikan dan identitas destinasi. Berbeda dengan pariwisata massal, pariwisata kreatif bertujuan menciptakan produk dan layanan yang unik, yang memungkinkan wisatawan tidak hanya "mengunjungi" tetapi juga "menciptakan" dan "menemani" budaya, seni, dan kuliner lokal.
Di Vietnam, mendekati dan mempromosikan model "pariwisata kreatif" dianggap sebagai tren yang tak terelakkan untuk mendiversifikasi produk, meningkatkan kualitas layanan, mendorong partisipasi masyarakat yang luas, dan meningkatkan nilai pengalaman bagi wisatawan, sehingga meningkatkan daya saing pariwisata Vietnam.
Presentasi dalam lokakarya berfokus pada tiga kelompok konten utama. Kelompok pertama menganalisis tren dan pengalaman dalam mengembangkan pariwisata kreatif yang terkait dengan tujuan berkelanjutan di dunia, memberikan pelajaran berharga dari negara-negara pionir. Kelompok kedua menggali solusi untuk mendiversifikasi produk dan meningkatkan pengalaman wisata melalui pariwisata kreatif, termasuk "menciptakan" produk tradisional dan membangun tur/lokakarya pengalaman interaktif.

Presentasi tersebut juga menawarkan solusi untuk mendiversifikasi produk dan meningkatkan pengalaman wisatawan melalui pariwisata kreatif.

Para ahli mengusulkan banyak rekomendasi kebijakan penting pada sesi diskusi.
Para ahli telah mengusulkan banyak rekomendasi kebijakan penting, yang bertujuan untuk: Menciptakan forum ilmiah rutin bagi para manajer, pelaku bisnis, dan masyarakat untuk berbagi pengalaman praktis. Berkontribusi dalam meningkatkan kesadaran sosial akan peran kreativitas dalam melestarikan dan mempromosikan nilai-nilai budaya dan warisan lokal secara bertanggung jawab. Mengusulkan mekanisme dan kebijakan yang tepat untuk mempromosikan pariwisata kreatif, yang terkait erat dengan Strategi Pembangunan Pariwisata Nasional.
Lokakarya ini tidak hanya menciptakan forum ilmiah tetapi juga membuka peta jalan aksi baru, berkomitmen untuk memprioritaskan proyek-proyek pariwisata kreatif yang berkaitan dengan konservasi warisan. Komunitas bisnis dan peneliti percaya bahwa, dengan dukungan kebijakan dan pengalaman internasional, pariwisata kreatif akan segera menjadi pendorong strategis, membawa merek pariwisata Vietnam ke tingkat yang baru: menarik, kaya identitas, dan benar-benar berkelanjutan.
Sumber: https://bvhttdl.gov.vn/viet-nam-nhat-ban-hop-tac-thuc-day-du-lich-sang-tao-de-phat-trien-ben-vung-20251112141252044.htm






Komentar (0)