Terkait dengan insiden di mana seorang orang tua mengunggah di media sosial tentang anak mereka yang ditampar oleh seorang guru di Taman Kanak-kanak Tuoi Tho (Distrik Long Truong, Kota Ho Chi Minh) saat makan siang, dan pihak sekolah tetap diam dalam mendisiplinkan guru tersebut, Komite Rakyat Distrik Long Truong baru saja merilis informasi terbaru.

NL dengan cetakan tangan di pipi yang diambil oleh keluarga (Foto: Hoai Nam).
Oleh karena itu, setelah orang tua membagikan kejadian tersebut di media sosial pada malam hari tanggal 16 September, pada tanggal 17 September, TK Tuoi Tho mengirimkan laporan tentang pelanggaran guru tersebut ke bangsal.
Menurut TK Tuoi Tho, setelah kejadian tersebut, sekolah menghentikan sementara pekerjaan Ibu TVTNh (guru yang menampar anak tersebut) mulai tanggal 3 Agustus.
Pada tanggal 12 September, setelah melalui berbagai pertemuan, Dewan Disiplin sekolah memutuskan untuk memberikan sanksi berupa teguran.
Bersamaan dengan tindakan disiplin tersebut, kenaikan gaji Ibu N. ditunda selama 3 bulan, ia diskors dari mengajar selama 1 tahun, dan ditugaskan tugas lain oleh kepala sekolah.
Terkait belum adanya rapat yang digelar pihak sekolah guna mengumumkan sanksi disiplin terhadap Ibu Nh, Kepala Sekolah TK Tuoi Tho Nguyen Thi Thu Trang menjelaskan bahwa saat ini Ibu Nh sedang dalam cuti sakit.
Menurut laporan Ibu TVTNh., saat makan siang tanggal 1 Agustus, bayi NL tidak mau makan, mendorong mangkuk nasi, dan muntah. Ibu N. mengganti mangkuk nasi untuk bayinya dua kali.
Ketika dia melihat bayi itu masih muntah, dia dengan marah menampar wajah bayi itu dan kemudian, menurut penjelasannya, "bayi itu memakan semua nasi."
"Ketika dia melihat tanda merah di pipi bayi itu, dia mengompresnya dengan es. Sore harinya, ketika kakek bayi itu datang menjemputnya, dia secara tidak sengaja tidak memberi tahu kakeknya," tulis Ibu Nh. dalam laporannya.
Seperti yang diberitakan Dan Tri , pada malam 16 September, di laman pribadinya, Ibu TT, di distrik Long Truong, Kota Ho Chi Minh, membagikan informasi bahwa putrinya di kelas Choi (berusia 4 tahun) dianiaya oleh seorang guru prasekolah, disertai foto pipi anak tersebut yang memperlihatkan bekas tangan yang jelas.
Ketika mengetahui anak mereka ditampar oleh guru TVT saat makan pada tanggal 1 Agustus, keluarga tersebut membawa anak tersebut ke dokter dan didiagnosis mengalami cedera jaringan lunak di pipi kiri, disertai memar dan bengkak yang cukup besar akibat pukulan tangan di pipi. Selain itu, anak tersebut juga mengalami ketakutan psikologis, banyak menangis, dan takut pergi ke sekolah.
Menurut Ibu T., awalnya ia tidak berani bercerita tentang pemukulan yang dilakukan gurunya. Baru setelah keluarganya bertanya dan dokter mendorongnya, ia bercerita bahwa ia dan beberapa teman sekelasnya dipukuli oleh Ibu Nh.
Ketika keluarga Ibu T. bereaksi, pihak sekolah dan Ibu Nh. menyatakan bahwa Ibu Nh. akan mengundurkan diri secara proaktif, dengan harapan orang tua akan mencabut pengaduan mereka tentang insiden tersebut. Saat itu, pihak sekolah juga mengirimkan surat pengunduran diri Ibu T. dari Ibu Nh.

Taman Kanak-kanak Tuoi Tho, Distrik Long Truong, HCMC (Foto: NV).
Ibu T. merasa tenang untuk membiarkan anaknya kembali bersekolah ketika mengetahui bahwa Ibu Nh. masih bekerja di sekolah tersebut. Melihat Ibu Nh., putrinya ketakutan dan menolak untuk bersekolah.
Setelah itu, Ibu T membiarkan anaknya istirahat dari sekolah sambil menunggu penanganan pihak sekolah, namun tidak mendapat jawaban tentang cara mendisiplinkan Ibu N dari pihak sekolah.
"Sudah lebih dari 1,5 bulan sejak kejadian itu terjadi, dan saya belum melihat ada tindakan dari pihak sekolah dalam menangani guru yang melakukan kekerasan terhadap anak tersebut, jadi saya memutuskan untuk membagikan kejadian tersebut di media sosial," ungkap Ibu TT.
Sumber: https://dantri.com.vn/giao-duc/vu-con-bi-tat-phu-huynh-buc-xuc-dang-len-mang-giai-trinh-cua-co-giao-20250919082527930.htm
Komentar (0)