Selama 25 tahun terakhir, sekolah ini telah menciptakan “warisan” pendidikan yang unik: tempat di mana siswa dididik dengan rasa percaya diri, kemampuan beradaptasi, dan ketabahan untuk menyambut masa depan dengan percaya diri.
Hingga saat ini, RMIT memiliki lebih dari 12.000 mahasiswa yang belajar, lebih dari 25.500 alumni di Vietnam dan di seluruh dunia , menyebarkan nilai-nilai akademis dan kehidupan kepada masyarakat dan generasi berikutnya.
“Warisan” dosen RMIT: Memberdayakan mahasiswa untuk melangkah maju dengan percaya diri
Di RMIT, dosen bukan sekadar penyampai ilmu, tetapi juga pencipta lingkungan belajar yang membantu mahasiswa berkembang secara komprehensif: dari kompetensi profesional hingga kecerdasan emosional, dari pemikiran global hingga konektivitas budaya. Itulah "warisan" pendidikan yang terbentuk melalui setiap kelas, setiap percakapan, dan perjalanan kedewasaan setiap mahasiswa.

Profesor Robert McClelland dan para mahasiswa (Foto: RMIT).
Profesor Robert McClelland, Kepala Sekolah Bisnis, RMIT Vietnam, mengatakan: “Pendidikan di RMIT Vietnam mempersiapkan mahasiswa tidak hanya untuk pekerjaan, tetapi juga untuk kehidupan yang bermakna, adaptif, dan bernilai. Kami memberi mahasiswa kepercayaan diri untuk memimpin, empati untuk terhubung, dan keberanian untuk membuat perbedaan.”
Bagi MSc. Tran Ngoc Quang, Manajer Senior kelompok Teknologi Komputer, nilai yang ia kejar adalah membekali mahasiswa dengan pola pikir, keterampilan, dan sikap untuk berdiri bahu-membahu dengan para pakar teknologi terkemuka di dunia.
Hampir dua dekade lalu, ia memutuskan untuk kembali ke Vietnam dari luar negeri, dan bersama rekan-rekannya, ia terus memperbarui program sesuai tren global, membentuk generasi pakar teknologi berikutnya. Tujuannya lebih dari sekadar kode: menginspirasi, memotivasi, dan meningkatkan keterampilan serta kepercayaan diri siswa untuk bersinar di mana pun.
Warisan Karyawan: Mewujudkan Pembelajaran Terpadu
Perbedaan RMIT terletak pada model Pembelajaran Terintegrasi Kerja (Work Integrated Learning/WIL) yang telah diterapkan sejak awal. Mulai dari program pengembangan keterampilan, pendampingan, pelatihan untuk kompetisi internasional, hingga terhubung dengan jaringan lebih dari 2.000 bisnis, mahasiswa RMIT mengembangkan pemikiran, keterampilan, dan keterampilan hidup mereka.
Salah satu orang di balik koneksi tersebut adalah Melvin Fernando, Manajer Senior Karier dan Hubungan Perusahaan. Ia dan rekan-rekannya telah membawa ribuan bisnis ke kelas mereka, menyelenggarakan acara rekrutmen bertema, merancang kompetisi, dan melatih tim untuk bersaing di tingkat internasional.

Bapak Melvin Fernando (paling kiri), Manajer Senior Karir dan Hubungan Industri (Foto: RMIT).
Hasilnya adalah bukti nyata: tim mahasiswa RMIT memenangkan Kompetisi Kasus Bisnis HSBC APAC di Hong Kong 2025, menjadi juara kedua dalam Kompetisi AI ASEAN di Singapura 2025, dan banyak penghargaan lainnya. Keunggulan Melvin adalah kekuatan transformasi dari dalam: membantu mahasiswa menghubungkan pengetahuan dan praktik, antara diri mereka saat ini dan panutan masa depan.
Warisan Mahasiswa: Bukan Sekadar Gelar, Tapi Sebuah Gaya Hidup
“Lebih dari sekadar gelar, warisan universitas juga merupakan cara hidup,” ungkap Le Tuan Anh, mantan mahasiswa Komunikasi Profesional, yang kini menjadi pakar pelatihan dan konsultan karier.
Selama lebih dari 10 tahun berkarier di RMIT (sebagai mahasiswa, karyawan, dan mitra), hal yang paling berarti baginya adalah membangun sistem nilai-nilai kehidupan, pola pikir untuk bertindak, dan kemampuan beradaptasi terhadap perubahan. Nilai-nilai tersebut telah menjadi "kompas" baginya untuk menjalani hidup yang bermakna dengan caranya sendiri, dan ia terus mewujudkannya dalam karya untuk mendukung kaum muda dalam menentukan arah hidup mereka.

Le Tuan Anh (barisan depan kanan), mantan mahasiswa Komunikasi Profesional (Foto: RMIT).
Senada dengan itu, Do Thi Nam Phuong, seorang mantan mahasiswa Jurusan Perdagangan yang saat ini menjabat Kepala Pusat Komunikasi Rumah Sakit Universitas Kedokteran dan Farmasi Kota Ho Chi Minh, memilih berkontribusi kepada masyarakat melalui komunikasi medis , yang berkontribusi dalam mengubah perilaku kesehatan yang positif.
Dari seorang mahasiswa yang kebingungan 16 tahun lalu, Nam Phuong telah mencapai kemajuan pesat berkat "benih" yang ditanam oleh RMIT: berpikir kritis, pemecahan masalah sistemik, humanisme, dan tanggung jawab. Kini, ia kembali ke kampus untuk berbagi dengan para mahasiswa, menyalakan api semangat baru, dan terus menabur benih pengetahuan, tanggung jawab, dan kasih sayang dengan cara yang sama seperti yang menginspirasinya di RMIT.
Selama 25 tahun perjalanannya di Vietnam, RMIT telah mendampingi puluhan ribu anak muda, yang masing-masing telah meninggalkan jejaknya sendiri melalui pilihan hidup, studi, dan kontribusi mereka. Kisah-kisah seperti Tuan Anh, Nam Phuong, dll. merupakan warisan hidup yang dibanggakan dan ingin terus dilestarikan oleh RMIT.
Dengan visi yang konsisten, RMIT berkomitmen untuk terus mempersiapkan setiap generasi muda Vietnam agar percaya diri, berani, dan berwawasan global, siap melangkah kokoh menuju masa depan. Warisan tersebut akan terus ditorehkan setiap hari di ruang kelas, di dunia bisnis, dan di masyarakat oleh orang-orang yang telah, sedang, dan akan bergabung dengan RMIT.
Kisah-kisah dalam artikel ini merupakan kutipan dari kegiatan berbagi: "Kisah Anda, Warisan Kami" dalam rangka peringatan 25 tahun Universitas RMIT Vietnam. Pembaca dapat membaca lebih banyak artikel berbagi dari dosen, staf, mahasiswa, alumni, dan orang tua RMIT di sini.
Sumber: https://dantri.com.vn/giao-duc/25-nam-xay-di-san-rieng-biet-cua-thay-tro-rmit-viet-nam-20250912143430656.htm






Komentar (0)