GĐXH - Orang dengan EQ tinggi menghadirkan rasa nyaman dan keintiman bagi orang lain ke mana pun mereka pergi. Sebaliknya, orang dengan EQ rendah seringkali memiliki cara bicara yang membuat orang lain merasa bingung dan ingin menghindari mereka.
Berikut beberapa cara orang dengan EQ rendah berbicara. Hanya dengan menghindari perilaku ini, Anda dapat menguasai hubungan sosial yang kompleks dengan nyaman.
1. Selalu menemukan topik untuk dibicarakan tanpa henti
Orang-orang seperti itu selalu berbicara tanpa berpikir, mereka bahkan tidak memahami situasi secara menyeluruh sebelum mulai berbicara omong kosong.
Ketika berhadapan dengan tipe orang seperti ini dalam situasi normal, kita dapat berkomunikasi dengan senang dan lembut tanpa harus terlalu berhati-hati.
Mereka selalu menemukan topik untuk dibicarakan sehingga suasana tidak pernah menjadi membosankan.
Namun, dalam situasi penting, obrolan yang tidak berarti dapat membuang-buang waktu, mengganggu konsentrasi, dan menciptakan perasaan tidak menyenangkan yang sulit dihilangkan.
Namun terkadang, mereka juga dapat secara tidak sengaja mengatakan hal-hal yang tidak seharusnya diungkapkan, sehingga mudah menimbulkan masalah yang tidak perlu.
Orang dengan EQ rendah selalu menemukan topik untuk dibicarakan tanpa henti sehingga suasana tidak pernah terasa membosankan. Foto ilustrasi
2. Kebanggaan
Dalam bukunya, pengusaha Hannel pernah menulis tentang seorang asisten bernama Sofia. Sofia adalah lulusan Harvard, dengan kemampuan yang luar biasa dan sangat dihormati oleh Hannel.
Di tengah sebuah acara penting, Sofia buru-buru menyusun pidato. Namun, pidato Hannel selanjutnya benar-benar berbeda dari draf yang ditulis Sofia.
Setelah berbicara, Hannel melemparkan naskah itu di depan asistennya dan berkata: "Lain kali tulislah dengan lebih jelas."
Sofia langsung tersipu, merasa malu dan dipermalukan, dan langsung marah sambil berteriak: "Aku menulisnya seperti itu, kalau kamu tidak mengenalinya, itu masalahmu!"
Lalu dia dengan marah berbalik dan berjalan pergi.
Keesokan paginya, Sofia menerima pemberitahuan dari perusahaan: "Anda telah dipecat."
Dalam kehidupan, orang yang terlalu sensitif dan mudah tersinggung sering kali tidak tahan dikritik orang lain. Mereka bisa marah dan kehilangan kesabaran dalam situasi yang tidak tepat, membuat hubungan semakin tegang dan kedua belah pihak tidak bahagia.
Tetapi orang dengan EQ tinggi akan tahu bagaimana tersenyum dan menerima kritik, komentar, dan saran dari orang lain.
Jika Anda selalu menganggap wajah lebih penting daripada apa pun dan tidak tahan dengan komentar serta kritik orang lain, Anda akan sering terjerumus ke dalam kemarahan. Bukalah sedikit hati Anda, maka Anda dapat dengan mudah menghadapi dunia yang bising.
3. Tanya balik
Nada bertanya sering kali mengungkapkan penyangkalan yang lebih kuat daripada nada ragu, dan juga mengandung ketidakpuasan dan bahkan penghinaan terhadap orang lain.
Beberapa contoh kalimatnya adalah: "Bukankah sudah kubilang?", "Tidak bisakah kau melakukan hal sederhana seperti itu dengan baik?"...
Implikasi dari nada pertanyaan balasan ini adalah: Saya benar dan Anda salah.
Bila seseorang sering menggunakan kalimat tanya, mengajukan pertanyaan dengan cara yang superior, ini merupakan manifestasi umum dari orang yang EQ-nya rendah.
Menurut ilmu psikologi, orang yang selalu menganggap dirinya sebagai pusat dan tidak peduli dengan perasaan orang lain termasuk dalam kelompok dengan kecerdasan emosional yang rendah.
4. Pamer
Cerita rakyat mengatakan: "Orang sejati tidak memperlihatkan penampilannya" yang berarti orang berbakat sering kali tidak menunjukkannya di luar.
Mereka adalah orang-orang yang sangat berbakat, memiliki level yang tinggi tetapi sangat tenang, tidak menunjukkannya meskipun mereka memiliki potensi yang besar.
Sebaliknya, "tong kosong yang paling berisik", orang yang kurang kemampuannya, lebih suka menyombongkan diri dan berusaha memamerkan kemampuannya.
Mereka tidak tahu bahwa pribadi yang sombong dan tidak rendah hati ini menunjukkan tingkat EQ yang rendah, sehingga menyebabkan orang lain menjauh.
5. Terlalu blak-blakan
Pernahkah Anda mendengar hal ini: "Saya mengatakan sesuatu yang kasar, jangan dimasukkan ke hati", "Saya mengatakannya dengan kasar, tetapi saya tidak bermaksud buruk".
Dalam kehidupan, banyak orang yang beranggapan bahwa berbicara terus terang itu suatu keuntungan, mengatakan apa yang ada dalam pikirannya, mengabaikan sama sekali perasaan orang lain dan akibatnya menyakiti orang lain tanpa menyadarinya.
Apa yang mereka sebut "terus terang" hanyalah tidak mau repot-repot memikirkan perasaan orang lain.
Orang-orang yang menganggap dirinya terus terang seperti itu sering kali tidak peduli dengan pikiran dan perasaan orang lain.
Dalam kehidupan sehari-hari, banyak hubungan baik yang rusak hanya karena beberapa kata.
Jika Anda memelihara empati dalam diri sendiri dan lebih memikirkan perasaan orang lain, kata-kata Anda secara alami akan menjadi lebih hangat dan menyenangkan.
Belajarlah untuk berbicara sedikit lebih lambat, pikirkan baik-baik sebelum berbicara, orang lain juga akan mendengarkan Anda lebih hati-hati dan hubungan akan menjadi lebih baik.
Dalam kehidupan sehari-hari, banyak hubungan baik yang hancur hanya karena beberapa patah kata. Foto ilustrasi
6. Ketidakpedulian
Banyak pasangan ketika bertengkar, karena malas menjelaskan, mereka suka berkata: "Kamu boleh berpikir apa saja."
Dan nada bicara yang acuh tak acuh seperti ini akan membuat lawan bicara merasa bahwa si pembicara tidak peduli dengan perasaan mereka, dan pendengar pun akan semakin marah.
Berbicara adalah proses komunikasi dua arah, dan nada acuh tak acuh jelas menunjukkan sinyal ketidaktertarikan dalam berkomunikasi dengan pihak lain.
Oleh karena itu, kita harus menghindari penggunaan nada acuh tak acuh ketika berbicara kepada orang lain.
7. Takut ditolak
Penulis Jepang Osamu Dazai pernah berkata: "Kemalangan saya terletak pada ketidakmampuan saya untuk menolak. Saya selalu takut bahwa begitu saya menolak seseorang, hal itu akan meninggalkan keretakan di hati kita yang takkan pernah sembuh."
Sifat manusia memang baik, dan kita semua benci menolak permintaan dan bantuan. Namun, jika Anda langsung mengiyakan setiap permintaan, seringkali hal itu justru menempatkan Anda dalam dilema.
Hidup itu tidak mudah, terkadang Anda menghabiskan waktu berharga Anda, terkadang akan ada orang yang memanfaatkan kebaikan Anda.
Orang yang tidak berani menolak, mudah terbujuk oleh permintaan, pada akhirnya tidak hanya merugikan dirinya sendiri tetapi juga dapat menyebabkan orang lain tidak menghargai bantuan Anda.
Pahamilah bahwa memberi sedikit adalah kasih sayang, namun memberi terlalu banyak menjadi hutang dan tanggung jawab.
Jika Anda selalu mengiyakan setiap permintaan, banyak orang tidak akan ragu memanfaatkan Anda. Kebaikan Anda hanya akan berharga jika Anda tahu cara menolak ketika diperlukan.
Ada saatnya Anda harus bersedia mengatakan "ya" dan membantu, dan ada saatnya Anda harus mengatakan "tidak".
[iklan_2]
Source: https://giadinh.suckhoedoisong.vn/7-kieu-noi-chuyen-khien-nguoi-khac-kho-chiu-ma-nguoi-eq-thap-lai-tu-cho-la-khon-kheo-172241128163944475.htm






Komentar (0)