Rumput sintetis akan dilarang AFC di turnamen mendatang - Foto: AFC
Turnamen yang dimaksud AFC adalah kualifikasi Piala Dunia, kualifikasi Piala Asia, kualifikasi Piala Asia Wanita, kualifikasi Olimpiade Wanita, AFC Champions League Elite, AFC Champions League Dua, dan Piala Asia Wanita AFC.
AFC menjelaskan bahwa keputusan ini ditujukan untuk meningkatkan standar kompetisi, kualitas profesional, dan menginternasionalkan pertandingan secara kuat.
Keputusan ini memaksa beberapa negara dan klub di Asia yang menggunakan rumput sintetis untuk mengubah lapangan mereka, atau pindah ke stadion baru.
Media Asia melaporkan bahwa standar AFC yang baru akan berdampak langsung pada sejumlah negara seperti Palestina, Turkmenistan, Filipina, Afghanistan, Bhutan, dan Mongolia. Negara-negara ini masih menggunakan rumput sintetis untuk pertandingan internasional tim nasional.
Selain itu, AFC juga "meniup peluit" bagi klub-klub yang menggunakan lapangan rumput sintetis seperti Lion City Sailors, Tampines Rovers (Singapura), Kaya Iloilo, Cebu (Filipina), Ravshan Kulob, Istiklal (Tajikistan), Altiyan (Turkmenistan), dan Royal Thimphu (Bhutan). Standar lapangan akan memainkan peran penting dalam pemberian lisensi kepada klub-klub.
Dengan mengeluarkan larangan tersebut, AFC telah membantu para pemain mengatasi rasa takut bermain di lapangan rumput sintetis. Banyak perwakilan sepak bola Vietnam telah menjadi korban rumput sintetis, yang rentan terhadap cedera dan goresan. Belum lagi standar teknis rumput sintetis yang berbeda dengan rumput alami, sehingga menyulitkan para pemain untuk mengikuti ritme pertandingan.
Belum lama ini, pelatih Thailand, Masatada Ishii, mengatakan bahwa "gajah perang" kalah 1-3 dari Turkmenistan dan berada dalam posisi yang kurang menguntungkan di kualifikasi Piala Asia karena mereka tidak terbiasa dengan lapangan rumput sintetis. Alasan Pak Masatada Ishii ini bukannya tidak masuk akal, karena tim Thailand memang punya tradisi bermain buruk di lapangan rumput sintetis.
Sumber: https://tuoitre.vn/afc-chinh-thuc-khai-tu-san-co-nhan-tao-o-cac-giai-dau-20250613160034914.htm
Komentar (0)