
Pencegahan dan deteksi dini penurunan kognitif pada lansia untuk intervensi tepat waktu - Foto: BVCC
Menurut Master Nguyen Van Hai - Institut Kesehatan Mental, Rumah Sakit Bach Mai, penurunan kognitif adalah penurunan kemampuan berpikir, ingatan, bahasa, kemampuan memecahkan masalah... melampaui tingkat normal proses penuaan alami.
Jadi siapa saja yang memiliki faktor risiko penurunan kognitif dan bagaimana mencegah penurunan kognitif pada lansia?
Siapa yang berisiko tinggi?
Menurut Dr. Hai, ada dua kelompok utama faktor risiko yang menyebabkan penurunan kognitif:
Kelompok yang tidak dapat diubah:
Usia: Risiko meningkat secara signifikan setelah usia 65 tahun.
Genetika: Memiliki kerabat (orang tua, saudara kandung) dengan penyakit ini, terutama penyakit Alzheimer, meningkatkan risikonya.
Namun, Dr. Hai mengatakan bahwa riwayat keluarga meningkatkan risiko, bukan berarti jika ada anggota keluarga yang menderita penyakit ini, penyakit tersebut pasti akan diturunkan ke generasi berikutnya. Orang yang memiliki kerabat dengan gangguan kognitif perlu secara proaktif mengambil tindakan pencegahan sejak dini.
Kelompok dapat mengubah dan mengendalikan:
Penyakit kardiovaskular dan metabolik: Hipertensi, diabetes, dislipidemia, obesitas.
Gaya hidup tidak sehat: Merokok, penyalahgunaan alkohol, pola makan tinggi gula dan lemak jenuh.
Kurangnya aktivitas fisik dan mental: Gaya hidup yang tidak banyak bergerak, sedikit membaca, sedikit partisipasi dalam aktivitas mental.
Interaksi sosial yang rendah: Hidup dalam isolasi, komunikasi yang rendah dengan teman dan saudara.
Kesehatan mental: Depresi, kecemasan kronis, gangguan tidur yang tidak diobati.
Menurut Dr. Hai, sebagian besar faktor risiko dapat dikendalikan dengan perubahan gaya hidup.
6 prinsip untuk mencegah penurunan kognitif
Dr. Hai merekomendasikan 6 prinsip sederhana dan efektif yang harus diterapkan setiap orang mulai hari ini, tidak hanya orang tua tetapi juga orang muda:
Olahraga teratur: Tidak perlu olahraga berat. Jalan kaki, tai chi, yoga, berkebun... minimal 30 menit sehari.
Pola makan sehat untuk otak: Utamakan sayuran hijau, ikan, kacang-kacangan, dan minyak sayur (diet Mediterania). Batasi gula, lemak hewani, dan makanan olahan.
Tantang otak Anda: Jangan biarkan otak Anda "pensiun". Baca buku, main catur, kerjakan teka-teki silang, pelajari bahasa baru atau keterampilan baru. Aktivitas-aktivitas ini membantu menjaga otak Anda tetap fleksibel dan adaptif.
Tingkatkan interaksi sosial: Bergabunglah dengan klub, kegiatan komunitas, dan ngobrol secara teratur dengan anak, cucu, dan teman. Komunikasi sosial adalah bentuk "olahraga" yang baik untuk otak.
Tidur nyenyak dan berkualitas: Tidur nyenyak (7-9 jam per malam) adalah waktu bagi otak untuk "membersihkan" diri dan mengkonsolidasikan ingatan. Batasi penggunaan perangkat elektronik sebelum tidur.
Kelola penyakit yang mendasarinya dengan baik: Kendalikan tekanan darah, gula darah, dan lipid darah dengan ketat. Tangani gangguan mental seperti depresi dan kecemasan secara tuntas.
Dr. Hai juga menyarankan agar orang-orang tidak ragu untuk mencari bantuan dari tenaga medis profesional. Diagnosis diri sendiri atau mengabaikan gejala dapat menunda pengobatan. Beberapa penyebab penurunan kognitif, seperti kekurangan vitamin B12 atau hipotiroidisme, dapat diobati dan dibalikkan sepenuhnya jika terdeteksi dini.
Sumber: https://tuoitre.vn/ai-thuoc-nhom-co-nguy-co-suy-giam-nhan-thuc-khi-lon-tuoi-20250905102552887.htm






Komentar (0)