Dengan demikian, tarif pajak antidumping sementara tertinggi yang diterapkan adalah 37,13% untuk barang yang berasal dari Tiongkok dan 15,67% untuk barang yang berasal dari Korea Selatan.
Dalam proses penyidikan kasus tersebut, sesuai dengan ketentuan Undang-Undang tentang Pengelolaan Perdagangan Luar Negeri, Kementerian Perindustrian dan Perdagangan berkoordinasi dengan unit-unit terkait guna mengkaji dan mengevaluasi secara cermat dampak dumping barang impor terhadap kegiatan industri manufaktur dalam negeri serta tingkat dumping yang dilakukan oleh perusahaan manufaktur dan eksportir asal Tiongkok dan Korea.
Data Bea Cukai menunjukkan, hingga akhir Maret 2024, volume barang impor yang diselidiki dalam 12 bulan mencapai 454 ribu ton, meningkat 91% dibandingkan periode yang sama hingga Maret 2023.
Bahkan setelah Kementerian Perindustrian dan Perdagangan memutuskan untuk memulai kasus ini, jumlah impor baja galvanis dari Tiongkok dan Korea Selatan masih meningkat secara signifikan. Hanya dalam 9 bulan terakhir tahun 2024, jumlah barang impor yang diselidiki mencapai sekitar 382 ribu ton (naik 20% dibandingkan periode yang sama). Oleh karena itu, Kementerian Perindustrian dan Perdagangan telah mempertimbangkan untuk menerapkan tindakan antidumping sementara guna mencegah lonjakan impor baja galvanis yang dapat menyebabkan kerugian serius bagi industri manufaktur dalam negeri di masa mendatang.
Sesuai ketentuan Undang-Undang tentang Manajemen Perdagangan Luar Negeri, Kementerian Perindustrian dan Perdagangan akan terus melakukan investigasi di tempat terhadap perusahaan manufaktur ekspor dan perusahaan impor asing untuk menarik kesimpulan akhir dari kasus ini.
Sumber: https://baolaocai.vn/ap-dung-thue-chong-ban-pha-gia-tam-thoi-thep-ma-xuat-xu-trung-quoc-han-quoc-post399654.html






Komentar (0)