Saham Apple telah anjlok selama dua sesi terakhir, menyusul berita bahwa China membatasi penggunaan iPhone di perusahaan dan lembaga pemerintah.
Saham Apple ditutup turun 3% pada 7 September. Secara total, saham tersebut turun 6,4% dalam dua sesi terakhir, menyebabkan kapitalisasi pasar Apple menguap hampir $200 miliar hanya dalam dua hari. Ini adalah penurunan dua sesi terburuk perusahaan dalam sebulan.
Saham Apple anjlok setelah Bloomberg , mengutip sumber-sumber yang mengetahui masalah ini, melaporkan bahwa Tiongkok sedang mempertimbangkan untuk memperluas larangan penggunaan iPhone di instansi pemerintah dan perusahaan. Sebelumnya, WSJ melaporkan bahwa beberapa instansi pemerintah di Tiongkok telah meminta karyawan untuk tidak menggunakan iPhone dan ponsel merek asing lainnya untuk bekerja atau membawanya ke tempat kerja.
Apple saat ini mendominasi segmen ponsel pintar kelas atas di Tiongkok. Foto: Zuma Press
Apple sudah kesulitan, dengan Tiongkok sebagai pasar luar negeri dan pusat manufaktur terbesarnya. Ekonomi terbesar kedua di dunia ini menghadapi sejumlah tantangan di tengah krisis properti yang mengancam permintaan untuk segala hal, mulai dari barang hingga elektronik konsumen.
Apple juga menghadapi masalah lain. Imbal hasil obligasi pemerintah AS telah meningkat karena banyaknya penjualan obligasi akibat kekhawatiran bahwa Federal Reserve akan terus menaikkan suku bunga untuk melawan inflasi.
Apple adalah perusahaan terbesar di indeks-indeks saham utama AS, dan hal ini telah menyebabkan saham-saham AS secara keseluruhan melemah. Investor telah menjual berbagai saham, mulai dari produsen chip, raksasa teknologi, hingga saham-saham Tiongkok yang terdaftar di AS.
"Nasdaq anjlok karena Apple memengaruhi saham teknologi berkapitalisasi besar. Pertumbuhan Apple sangat bergantung pada Tiongkok. Jika Beijing memperketat kendali atas iPhone, ini bisa menjadi masalah besar bagi raksasa teknologi lain yang juga bergantung pada Tiongkok," kata Edward Moya, analis pasar di OANDA.
Wamsi Mohan, seorang analis di Bank of America, berkomentar bahwa "waktu pelarangan ini penting", karena Huawei Technologies baru saja meluncurkan telepon pintar 5G kelas atas.
Langkah Huawei menunjukkan bahwa Beijing tampaknya mengambil langkah pertama dalam mengurangi penggunaan produk teknologi rancangan asing, dan mendorong kemandirian teknologi. Mate 60 Pro Huawei menggunakan chip proses 7nm SMIC.
Jika Beijing memperluas larangan tersebut, perusahaan teknologi AS lainnya juga dapat terdampak, karena mereka bergantung pada penjualan dan manufaktur di Tiongkok. Saham pemasok Apple di seluruh dunia juga anjlok kemarin akibat berita ini.
Namun, banyak analis berpendapat bahwa dampak larangan iPhone di Tiongkok "berlebihan", karena larangan tersebut hanya memengaruhi hampir 500.000 perangkat dari 45 juta iPhone yang diperkirakan akan terjual di sana dalam 12 bulan ke depan. "Apple masih memiliki pangsa pasar yang besar di pasar ponsel pintar Tiongkok," ujar Daniel Ives, analis di Wedbush Securities.
Ha Thu (menurut Bloomberg)
[iklan_2]
Tautan sumber






Komentar (0)