![]() |
| KTT ASEAN-Australia ke-5 dalam rangka KTT ASEAN ke-47 di Malaysia, 28 Oktober. (Sumber: VNA) |
Asia Tenggara sangat menyadari biaya konflik yang sesungguhnya dan nilai perdamaian . Kekerasan dan ketidakstabilan mengganggu mata pencaharian, menggusur masyarakat, dan melemahkan pertumbuhan ekonomi – mengancam ketahanan pangan dan energi serta membahayakan pembangunan dan kemakmuran jangka panjang.
Dalam konteks strategis yang semakin kompleks, kebutuhan akan kepemimpinan kolektif semakin mendesak. ASEAN menjadi panutan – mempromosikan kepercayaan, menjaga perdamaian dan stabilitas, serta menyediakan platform untuk dialog. Itulah sebabnya Australia, bersama Vietnam, mendukung upaya penguatan mekanisme yang dipimpin ASEAN untuk mencegah konflik sejak awal.
| Duta Besar Australia untuk Vietnam, Gillian Bird. (Foto: Thu Hien) |
Pernyataan Bersama Pemimpin ASEAN-Australia tentang Pencegahan Konflik dan Manajemen Krisis dalam Arsitektur Regional yang Dipimpin ASEAN (28 Oktober 2025) menegaskan kembali pengakuan bahwa perdamaian dan stabilitas di kawasan merupakan tanggung jawab bersama. Pernyataan ini mengirimkan pesan yang jelas: Dalam menghadapi tantangan yang semakin besar, kita bersatu untuk memilih dialog daripada konfrontasi, kerja sama daripada perpecahan.
Konflik bukanlah sesuatu yang tak terelakkan, dan begitu dimulai, sulit dikendalikan. Bagi Australia, pencegahan konflik berarti membangun kawasan di mana kedaulatan dihormati, perselisihan diselesaikan secara damai sesuai dengan hukum internasional, dan semua negara – besar maupun kecil – dapat berkembang. Hal ini membutuhkan kepercayaan, transparansi, dan perangkat praktis untuk mengurangi ketegangan. Kita semua memiliki peran untuk memastikan perdamaian.
ASEAN dan mekanismenya, termasuk KTT Asia Timur (EAS), berperan penting dalam upaya ini. Suara ASEAN unik dan berpengaruh – membentuk norma, menetapkan ekspektasi, dan memengaruhi perilaku di seluruh kawasan, yang didukung oleh pendekatan pragmatis dalam mengelola ketegangan dan mendorong saling pengertian.
Pernyataan Bersama antara Kamboja dan Thailand baru-baru ini menunjukkan bahwa ASEAN dapat menyelesaikan sengketa kompleks secara damai. Australia menyambut baik kepemimpinan Kamboja dan Thailand, bersama dengan Perdana Menteri Anwar dari Malaysia sebagai Ketua ASEAN dan Presiden AS Donald Trump, dalam langkah penting ini untuk menyelesaikan konflik perbatasan dan memperkuat perdamaian serta stabilitas regional. Tonggak sejarah ini mencerminkan komitmen kolektif untuk memajukan upaya perdamaian yang dipimpin ASEAN.
Komitmen ASEAN terhadap perdamaian, stabilitas, dan dialog telah lama menjadi inti visinya. Hal ini tercermin dalam Pandangan ASEAN tentang Indo-Pasifik, Piagam ASEAN, dan Visi ASEAN 2045 yang berwawasan ke depan. Hal ini juga tercermin dalam Perjanjian Persahabatan dan Kerja Sama di Asia Tenggara (TAC), yang akan merayakan hari jadinya yang ke-50 pada tahun 2026.
Berdasarkan fondasi tersebut, Australia berfokus pada kepemimpinan kolektif praktis, yang ditunjukkan melalui inisiatif-inisiatif seperti Lokakarya Pencegahan Konflik ASEAN. Upaya-upaya ini tidak hanya bersifat simbolis, tetapi juga merupakan investasi langsung dalam memperkuat arsitektur yang dipimpin ASEAN untuk pencegahan konflik dan manajemen krisis sebelum eskalasi terjadi.
Australia mendukung Vietnam dan Asia Tenggara tidak hanya secara prinsip, tetapi juga secara konkret dalam mendukung aturan dan norma yang mendasari stabilitas regional. Ini termasuk dukungan kuat kami terhadap kerangka hukum internasional, termasuk Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut (UNCLOS) 1982. Kerangka kerja seperti UNCLOS sangat penting karena membantu menjaga stabilitas dan keamanan di Laut Cina Selatan, yang dilalui barang senilai $4 triliun setiap tahun.
Di luar perbatasan kami, kami mendukung operasi penjaga perdamaian yang vital, termasuk bekerja sama dengan Vietnam, di mana kami bekerja bersama pasukan yang dikerahkan ke Misi PBB di Sudan Selatan – menyediakan pengangkutan udara strategis, pelatihan, dan peralatan. Dan melalui masa jabatan kami saat ini di Komisi Pembangunan Perdamaian PBB, kami membantu memperkuat sistem multilateral dan mendukung upaya pencegahan konflik baik di kawasan maupun di seluruh dunia.
Pernyataan para pemimpin ini merupakan ajakan untuk bertindak. Konflik memang tidak dapat dihindari – tetapi mencegahnya membutuhkan kepemimpinan kolektif, kerja sama, dan kepercayaan. Pernyataan ini mencerminkan komitmen untuk menerjemahkan prinsip-prinsip bersama ke dalam langkah-langkah praktis guna mengurangi risiko, meningkatkan transparansi, dan membangun ketahanan.
Australia bertekad untuk memainkan perannya karena kami memahami betapa besarnya dampak konflik dan betapa berharganya perdamaian. Karena ketika diplomasi gagal, bukan hanya cita-cita yang hilang – tetapi juga nyawa, mata pencaharian, dan peluang masa depan.
Sumber: https://baoquocte.vn/australia-va-asean-dong-long-ngan-ngua-xung-dot-333523.html







Komentar (0)