Juru bicara Kementerian Luar Negeri Vietnam, Pham Thu Hang, menegaskan: "Penerbitan apa yang disebut 'peta standar 2023' oleh Kementerian Sumber Daya Alam Tiongkok, yang mencakup kepulauan Hoang Sa dan Truong Sa milik Vietnam dan menunjukkan klaim garis putus-putus, merupakan pelanggaran kedaulatan Vietnam atas kepulauan Hoang Sa dan Truong Sa."
"Tindakan ini juga melanggar kedaulatan , hak berdaulat, dan yurisdiksi Vietnam atas zona maritimnya sebagaimana ditentukan oleh Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut tahun 1982," menurut Ibu Hang.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Vietnam Pham Thu Hang.
Oleh karena itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Vietnam menyatakan bahwa klaim kedaulatan dan klaim maritim yang didasarkan pada garis putus-putus sebagaimana ditunjukkan pada peta di atas tidak ada nilainya dan melanggar hukum internasional, khususnya Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut tahun 1982.
Sekali lagi, Vietnam dengan tegas menegaskan kembali pendiriannya yang konsisten mengenai masalah kedaulatan atas kepulauan Hoang Sa dan Truong Sa, serta dengan tegas menentang semua klaim Tiongkok di Laut Timur berdasarkan garis putus-putus, kata Ibu Hang.
Sebelumnya, pada 28 Agustus, Kementerian Sumber Daya Alam Tiongkok mengumumkan apa yang disebut "peta standar 2023", yang mencakup kepulauan Hoang Sa dan Truong Sa di Vietnam.
Tak hanya Vietnam, apa yang disebut "peta standar 2023" Tiongkok juga memicu reaksi di seluruh Asia. Selain Vietnam, Filipina, Malaysia, dan India juga telah menyatakan penolakan keras terhadap peta Tiongkok ini.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)