Gadis-gadis Hue yang lembut. Foto: Hoang Hai

Semangat teladan dan kedalaman batin

Masyarakat Hue telah lama dikenal sebagai panutan keanggunan, keanggunan, ketenangan, dan kedalaman. Karakter ini tidak hanya berasal dari lingkungan kerajaan kuno—di mana Hue dulunya merupakan ibu kota—tetapi juga merupakan hasil dari proses pendidikan dan pengembangan yang panjang sesuai standar Konfusianisme dan Buddha.

Orang Hue berbicara dengan lembut, berperilaku hati-hati, dan selalu menjunjung tinggi etika dan tata krama. Mereka menjunjung tinggi kehormatan keluarga, menjaga martabat, dan seringkali menjalani kehidupan yang introvert. Emosi di hati orang Hue tidak terekspresikan dengan kuat, tetapi mendalam, dalam, dan teguh. Mereka hidup sederhana, jarang pamer, memiliki kecenderungan estetis, dan mencintai keindahan yang sederhana dan tersembunyi. Hal ini tercermin jelas dalam gaya hidup, bahasa, dan bahkan seni mereka.

Hue adalah salah satu dari sedikit negeri yang memadukan budaya kerajaan dan budaya rakyat secara harmonis. Sebagai ibu kota Dinasti Nguyen selama lebih dari satu abad, Hue melestarikan sistem warisan budaya yang kaya, baik yang berwujud maupun tak berwujud: benteng, mausoleum, kuil, musik istana, ritual kerajaan, sistem buku, dan sistem ujian...

Selain itu, budaya rakyat Hue masih mempertahankan vitalitasnya sendiri: lagu-lagu rakyat, nyanyian Hue, kisah-kisah kuno, festival desa, adat pernikahan, dan peringatan kematian, semuanya memiliki karakteristiknya sendiri. Masakan Hue juga berasal dari kedua sumber: hidangan kerajaan yang rumit dan teliti serta hidangan pedesaan yang kreatif seperti nasi ayam, banh beo, bun bo, dan sup manis Hue.

Hue juga merupakan tanah Buddha yang terkenal, dengan sistem pagoda kuno dan banyak biksu serta cendekiawan ternama. Kepercayaan rakyat seperti pemujaan Dewi Ibu, pemujaan Thanh Hoang, berbagai jenis festival desa, doa memancing, upacara di kuil desa... semuanya menunjukkan kelestarian budaya asli.

Dialek Hue adalah dialek khusus yang termasuk dalam kelompok bahasa Vietnam Tengah, dengan intonasi yang lembut dan merdu serta kosakata yang khas. Ciri khasnya adalah pelafalan yang "lembut dan halus", dengan sistem nada dan suku kata yang kaya akan nuansa emosional.

Dialek Hue menggunakan banyak kata kuno, kata-kata Sino-Vietnam dengan pelafalan yang diubah, dan kata ganti orang yang unik seperti "ma", "me", "o", "han", "rua", "mo", "rang"... menjadikannya simbol linguistik yang tak terbantahkan. Cara bicara orang Hue seringkali berbelit-belit, halus, tidak langsung melainkan metaforis, kaya akan citraan dan sentimen. Dialek Hue bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga ekspresi semangat, mentalitas, dan estetika Hue. Ia adalah "suara hati" yang membawa gema sejarah, sastra, dan kenangan komunitas.

Ruang budaya Hue merupakan resonansi antara alam dan buatan manusia, antara yang nyata dan yang tak nyata. Sungai Perfume, Gunung Ngu, Pagoda Thien Mu, Jembatan Truong Tien, Benteng Hue… merupakan simbol-simbol yang tak hanya mewakili arsitektur, tetapi juga spiritualitas dan estetika.

Lanskap Hue bernuansa tenang, meditatif, dan kontemplatif. Kota ini bagaikan alunan musik klasik, dengan ritme kehidupan yang lambat, selaras dengan alam. Rumah-rumah Ruong, taman-taman Hue, gang-gang kecil, suara lonceng kuil di pagi hari, lagu-lagu Hue di tepi sungai… Semua berpadu menciptakan ruang hidup yang ikonis.

Hue masih melestarikan gaya hidup kunonya dalam berbagai aspek: ritual, kuliner , kostum, kepercayaan, dan aturan rumah. Ruang tersebut membantu masyarakat Hue hidup perlahan, mendalam, dan senantiasa melekat pada akar mereka.

Karakter Hue dalam kesadaran nasional

Dalam kesadaran umum masyarakat Vietnam, Hue adalah negeri "ketenangan", tempat jiwa Vietnam kuno terkristalisasi. Identitas Hue sering dikaitkan dengan citra pengetahuan, ketenangan, estetika, dan kekuatan batin. Hue tidak seramai Saigon, tidak seramai Hanoi, tetapi memiliki kedalaman dan kekuatan budaya yang istimewa.

Hue adalah tempat puisi, musik, dan filosofi hidup dalam kelembutan dan ketahanan. Itulah sebabnya orang Hue sering dianggap sebagai "orang yang membawa jiwa negara" - dengan kenangan akan raja, istana, penyair, dan umat Buddha. Dari Dinasti Nguyen hingga gerakan patriotik, seniman dan penulis hebat seperti To Huu, Buu Y, Trinh Cong Son… semuanya membawa identitas Hue dalam diri mereka.

Identitas Hue merupakan perpaduan berbagai elemen: manusia - bahasa - budaya - ruang - spiritualitas. Identitas ini tidak hanya harus dilestarikan sebagai warisan lokal, tetapi juga diakui sebagai warisan nasional yang melambangkan kedalaman dan keberlangsungan budaya Vietnam.

Melalui perjalanan penelitian ini, topik ini telah menunjukkan bahwa identitas Hue bukan hanya hasil dari proses historis dan geografis, tetapi juga sebuah pilihan budaya – di mana manusia, tradisi, dan ruang "berselaras" untuk menciptakan entitas yang istimewa. Elemen-elemen yang membentuk identitas Hue – mulai dari kepribadian manusia, warisan budaya berwujud dan tak berwujud, bahasa, hingga gaya hidup dan kesadaran – semuanya terhubung secara intrinsik, unik sekaligus beresonansi, menyoroti wilayah budaya yang halus, mendalam, dan memiliki kemampuan untuk menginspirasi dalam jangka panjang.

Hue bukan hanya ibu kota kuno sebuah dinasti, tetapi juga "ibu kota" kedalaman batin, keindahan yang hening, keanggunan, dan rasa estetika. Keheningan dan keterpencilan inilah yang menciptakan vitalitas abadi dan nilai budaya yang unik. Dalam kesadaran nasional, Hue adalah simbol tradisi, moralitas, penghormatan terhadap pengetahuan, dan kebaikan—nilai-nilai inti budaya Vietnam.

Namun, dalam menghadapi gerakan-gerakan kuat masyarakat kontemporer, identitas Hue menghadapi risiko diencerkan atau "ditafsir ulang" ke arah komersialisasi. Oleh karena itu, identifikasi yang menyeluruh, komprehensif, dan mendalam terhadap elemen-elemen pembentuk identitas Hue tidak hanya memiliki signifikansi akademis, tetapi juga menjadi dasar bagi penyusunan strategi untuk melestarikan dan mengembangkan budaya Hue secara efektif dan berkelanjutan.

Melalui penelitian ini, penulis ingin menyumbangkan suara dalam upaya melestarikan jiwa Hue - bukan sebagai peninggalan yang tidak bergerak, tetapi sebagai entitas budaya yang hidup, yang mampu beradaptasi, menyebar, dan terus memperkaya peta identitas orang Vietnam di era baru.

Dr. Nguyen Thi Suu

Sumber: https://huengaynay.vn/van-hoa-nghe-thuat/ban-sac-hue-nhung-yeu-to-tao-thanh-mot-vung-van-hoa-dac-biet-156697.html