Setelah tiga kekalahan beruntun, tim Tiongkok meraih poin pertama mereka dengan kemenangan 2-1 atas Indonesia tadi malam (15 Oktober). Meskipun tim tuan rumah menang, media Tiongkok masih belum puas dengan penampilan pelatih Branko Ivankovic dan timnya.
Di Sohu, sebuah artikel berjudul: "Tim sepak bola nasional menang karena lawannya terlalu arogan" menunjukkan bahwa meskipun menang, tim Tiongkok masih bermain pasif dan kurang meningkatkan gaya bermain mereka.
Artikel tersebut mengatakan: "Tim Tiongkok mengalahkan tim Indonesia 2-1 di kandang, meraih kemenangan pertama di babak kualifikasi ketiga dan mencetak tiga poin penting. Zhang Yuning mencetak gol. Namun, tim Tiongkok bermain pasif sepanjang pertandingan dan sangat pasif. Selain tingkat konversi tembakan yang sangat tinggi, keberuntungan juga berpihak pada kami karena koordinasi pemain masih lambat dan belum menunjukkan tanda-tanda perbaikan. Tentu saja, kemenangan ini juga menyelamatkan Ivankovic untuk sementara, tetapi harapan tim Tiongkok masih sangat suram."
Dalam tiga pertandingan pertama, tim Tiongkok bermain berantakan, kalah tiga kali berturut-turut, kebobolan 12 gol, dan mencatat rekor awal terburuk sepanjang sejarah. Menghadapi timnas Indonesia yang dinaturalisasi, tak seorang pun optimistis tim Tiongkok bisa menang atau bahkan meraih poin.
Tulisan itu juga mengutarakan, penyebab kegagalan Indonesia adalah karena terlalu arogan dan meremehkan tim tuan rumah saat negara berpenduduk miliaran jiwa itu kalah di tiga laga awal.
"Pilihan taktik menyerang tim Indonesia menjadi satu-satunya kegagalan tim. Saat Indonesia menyerang, pertahanan mereka tidak kompak dan tidak mampu melindungi kedua sisi lapangan. Pelatih Shin Tae Yong ingin mengalahkan tim Tiongkok dalam satu babak. Tiga pertandingan tersebut terlalu mengesankan bagi tim Indonesia, sehingga menciptakan mentalitas arogan dalam diri para pemain Indonesia. Kenyataan telah membuktikan bahwa arogansi akan berujung pada kegagalan," lanjut artikel di Sohu.
PPSport melaporkan kemenangan Tiongkok atas Indonesia. Namun, surat kabar tersebut tidak memuji tim Ivankovic, melainkan mengkritik pergantian pemain yang lambat oleh kapten tim nasional tersebut.
"Kedua pemain mengalami kram beberapa kali, Ivan bahkan tidak mengerti cara melakukan pergantian ganda dan ragu-ragu untuk melakukan pergantian atau tidak. Lima menit kemudian, Alan dan Lin Liangming akhirnya muncul," kata Yong Fangfang seperti dikutip PPSport.
PPSport juga merilis statistik yang menunjukkan bahwa Tiongkok berada dalam posisi yang kurang menguntungkan melawan Indonesia dalam banyak skor statistik penting pertandingan: "Tim Tiongkok hanya menguasai bola 24% dan melepaskan tembakan 5-14 melawan Indonesia."
Surat kabar Sina mengatakan bahwa tim Tiongkok menang dengan selisih tipis dan Asosiasi Sepak Bola Tiongkok harusnya tetap memecat pelatih Ivankovic.
"Setelah empat pertandingan di babak kualifikasi ketiga Piala Dunia 2026. Jika bukan karena kekuatan tim Jepang yang masih bagus, Arab Saudi dan Australia justru mengalami kemunduran dibandingkan Piala Dunia 2022. Jika tim Tiongkok mempersiapkan diri dengan lebih baik, mereka tidak akan hanya meraih tiga poin sekarang. Jika orang-orang masih berharap tim Tiongkok lolos, ganti saja Ivankovic. Kemenangan ini terlalu rapuh," tulis Sina.
[iklan_2]
Sumber: https://dantri.com.vn/the-thao/bao-trung-quoc-doi-tuyen-indonesia-thua-vi-qua-kieu-ngao-20241016074829132.htm






Komentar (0)