Vietnam.vn - Nền tảng quảng bá Việt Nam

Bayern Munich - semangat seseorang yang ingin menjadi raja Eropa

Kemenangan 2-1 atas PSG di Parc des Princes pada Fase Liga, Liga Champions dini hari 5 November meski hanya bermain dengan 10 orang menunjukkan bahwa Bayern Munich tidak hanya kuat, tetapi juga tangguh.

ZNewsZNews05/11/2025

Bayern Munich sedang dalam performa yang menghancurkan.

Tim asuhan Vincent Kompany mengirimkan deklarasi perang yang jelas: mereka siap untuk kembali ke tahta Liga Champions.

Semangat Bayern Munich

Jika ada satu pertandingan yang menggambarkan skuad Bayern München saat ini, itu adalah malam di Paris. Mereka tak hanya mengalahkan juara Eropa PSG, tetapi juga melakukannya dalam situasi yang paling sulit. Luis Diaz mencetak dua gol, lalu diusir wasit sebelum turun minum. Namun, alih-alih runtuh, Bayern justru semakin mengancam.

Dalam situasi 10 lawan 11, tim Kompany beralih dari serangan yang dominan menjadi pertahanan proaktif. Mereka tidak kehilangan kendali, tidak panik, melainkan bertarung dengan ketenangan seorang juara. Sosok yang mempertahankan semangat juang itu adalah Manuel Neuer, seorang penjaga gawang yang akan menginjak usia 40 tahun, tetapi masih bersinar seperti berusia 25 tahun. Ia menjelma menjadi tembok pertahanan, menghadang setiap peluang, mempertahankan kemenangan berharga di Paris.

Babak pertama Bayern menjadi saksi bisu sepak bola paling modern di Eropa. Kecepatan, keterampilan, dan presisi yang tak kenal ampun. Diaz, Kane, dan Olise menyiksa pertahanan PSG, sementara Kimmich, Pavlovic, dan Gnabry menguasai lini tengah. Dua gol awal merupakan hasil dominasi penuh. PSG terus mengejar bola, meskipun Luis Enrique menurunkan susunan pemain terkuatnya.

PSG anh 1

Bayern Munich mengalahkan PSG tepat di Paris.

Namun, dengan dikeluarkannya Diaz, Bayern harus menunjukkan sisi yang berbeda, sesuatu yang jarang mereka butuhkan di Bundesliga. Para perwakilan Bundesliga tidak lagi menyerang secara bertubi-tubi, melainkan bertahan dengan gigih melawan tekanan serangan PSG. Namun, setiap pemain memahami perannya masing-masing. Kane turun ke dalam untuk mendukung peran gelandang bertahan, Olise mengisi celah di sayap, sementara Upamecano dan Tah bermain bak dua petarung.

Pelatih Vincent Kompany mengarahkan dengan tatapan tenang. Ia tahu timnya cukup kuat untuk bertahan. Setelah pertandingan, sang ahli strategi asal Belgia berkata singkat: "Ketika dipuji, saya ingatkan para pemain untuk tidak mempercayai segalanya. Ketika dikritik, jangan merendahkan diri. Hari ini kami memenangkan 16 pertandingan, tetapi besok semuanya akan kembali ke nol." Itu adalah filosofi yang jelas, terus bergerak maju, tidak membiarkan emosi mengendalikan.

Kemenangan di Paris bukan hanya soal tiga poin. Kemenangan itu adalah sebuah konfirmasi: Bayern siap bersaing memperebutkan Liga Champions. Mereka mengalahkan Chelsea, sang juara dunia , dan kini mereka telah mengalahkan PSG, sang juara Eropa. Dalam situasi seperti itu, nama-nama lain seperti Real Madrid, Liverpool, atau Manchester City patut waspada. Tak ada yang bisa mengatakan mereka lebih kuat dari Bayern saat ini.

Bayern Munich yang lengkap

Perbedaan Bayern terletak pada karakter mereka yang serba bisa. Mereka menyerang dengan tajam, bertahan dengan solid, dan, yang lebih penting, memiliki semangat juara yang tertanam dalam DNA mereka. Rentetan 16 kemenangan di semua kompetisi bukan sekadar angka, melainkan bukti stabilitas dan kepercayaan penuh antara pemain dan pelatih.

PSG anh 2

Kane masih bermain bagus di usia 32.

Di usia 40 tahun, Neuer masih menjadi sumber semangat. Di usia 32 tahun, Kane bermain dengan ambisi yang belum pernah ada sebelumnya. Nama-nama muda seperti Pavlovic dan Olise membawa energi baru. Kompany, yang pernah dianggap Pep Guardiola sebagai "pemimpin abadi", menanamkan semangat itu di Bayern: bermain cerdas, tetapi berjuang seperti prajurit.

PSG, sekuat apa pun, harus mengakui: "Dalam situasi 11 lawan 11, Bayern lebih kuat." Ucapan Luis Enrique merupakan pengakuan sepenuhnya atas kekuatan Kompany dan anak didiknya.

Di Jerman, orang-orang terbiasa dengan kemenangan Bayern. Namun di Eropa, mereka sedang merebut kembali status mereka yang sebenarnya. Setelah lebih dari satu dekade mendominasi Bundesliga, Bayern menginginkan lebih dari sekadar gelar domestik. Mereka ingin membuktikan bahwa mereka masih menjadi standar sepak bola Eropa, di mana disiplin, kecerdasan, dan keberanian berjalan beriringan.

Musim ini masih panjang, seperti yang dikatakan Kompany: "Gelar belum ditentukan sekarang. Yang penting adalah mempertahankan performa hingga akhir." Namun, jika ada satu tim yang menunjukkan kesiapannya untuk meraih trofi, itu adalah Bayern München.

Malam di Paris bukan sekadar kemenangan, tetapi sebuah pesan untuk seluruh Eropa: Bayern kembali, kuat, dingin, dan menakutkan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Sumber: https://znews.vn/bayern-munich-ban-linh-cua-ke-muon-lam-vua-chau-au-post1600152.html


Komentar (0)

No data
No data

Warisan

Angka

Bisnis

Kota Ho Chi Minh menarik investasi dari perusahaan FDI dalam peluang baru

Peristiwa terkini

Sistem Politik

Lokal

Produk