![]() |
Florian Wirtz belum sempat bersinar di Liverpool ketika ia dikritik secara terbuka oleh Arsene Wenger. |
Florian Wirtz tiba di Liverpool dengan reputasi sebagai pemain berbakat, yang diharapkan dapat meningkatkan lini serang setelah membantu Bayer Leverkusen memenangkan gelar juara Jerman. Namun, dalam beberapa bulan, ia justru menjadi sasaran kritik.
Performa kurang memuaskan melawan Real Madrid di Fase Liga, Liga Champions dini hari tanggal 5 November, menjadi titik puncaknya. Wirtz bermain buruk, kurang kompak, dan hampir "tidak terlihat" dalam pertandingan besar, sesuatu yang tidak dapat diterima untuk pemain seharga 130 juta euro.
Mantan manajer Arsenal, Arsene Wenger, berkomentar di BeIN Sports , menjelaskan alasannya: "Masalahnya terletak pada tuntutan Wirtz. Dia ingin bermain sebagai pemain nomor 10, bukan pemain sayap, dan Liverpool membuat konsesi untuk mendapatkan tanda tangannya. Namun, hal itu justru menghancurkan lini tengah yang membantu mereka memenangkan Liga Premier."
Menurutnya, prioritas Wirtz memaksa Szoboszlai bergerak ke sayap, sementara Gravenberch dan Mac Allister tidak bisa lagi mempertahankan keseimbangan mereka yang biasa.
![]() |
Statistik dari 15 pertandingan, 3 assist yang dibuat Wirtz terlalu sedikit jika dibandingkan dengan ekspektasi dan besarnya dana yang dikeluarkan Liverpool. |
Wenger yakin manajer Liverpool, Arne Slot, perlu segera bertindak: "Jika saya jadi dia, saya akan kembali ke sistem lama dan memainkan Wirtz di sayap. Tim ini membutuhkan pemain yang melebar dan cepat, bukan gelandang serang yang membutuhkan posisinya sendiri." Kritik ini tidak hanya ditujukan kepada Wirtz, tetapi juga sebagai peringatan bahwa Liverpool sedang kehilangan identitas kolektifnya.
Dalam 15 pertandingan, 3 assist Wirtz terlalu sedikit dibandingkan ekspektasi dan besarnya dana yang dikeluarkan Liverpool. Meskipun telah bermain dalam 10 pertandingan Liga Primer, ia hanya menjadi starter 6 kali dan belum mencetak gol. Adaptasi Wirtz yang lambat menyebabkan serangan Liverpool kehilangan ritme dan dinamismenya.
Wirtz masih punya waktu untuk membuktikan diri, tetapi tekanan di Anfield tidak akan membiarkan awal yang buruk berlanjut. Liga Primer tidak memberi ruang untuk kesombongan atau kepura-puraan pribadi. Dan jika dia tidak berubah, Wirtz bisa menjadi contoh terbaru dari pelajaran lama bahwa bakat saja tidak cukup untuk bertahan di Inggris.
Sumber: https://znews.vn/wirtz-dang-pha-hong-liverpool-post1600175.html








Komentar (0)