Paris geram dengan lelucon tak sensitif setelah Hakimi cedera

Sebuah candaan yang dilontarkan Josip Stanisic usai Bayern mengalahkan PSG 2-1 di Fase Liga, Liga Champions dini hari 5 November menimbulkan kehebohan di media sosial Prancis.

Hakimi mengalami cedera serius saat PSG kalah 1-2 dari Bayern.

Bek Kroasia itu dikritik habis-habisan karena menertawakan tekel yang membuat Achraf Hakimi cedera parah.

Momen Achraf Hakimi meninggalkan Parc des Princes sambil menangis menjadi momen paling menghantui dari seri Liga Champions. Tekel keras Luis Diaz membuat striker Kolombia itu menerima kartu merah langsung, sementara bek kanan PSG itu harus meninggalkan lapangan dengan kruk, pergelangan kaki kirinya dibalut perban.

Usai pertandingan, Stanisic memicu kemarahan publik ketika ia melontarkan lelucon di tribun pers. Ketika ditanya tentang situasi yang menyebabkan Hakimi cedera, pemain Bayern itu menjawab: "Kami berterima kasih padanya. (Tertawa) Bercanda! Dia bahagia, seperti kami semua." Ia juga mengungkapkan bahwa Luis Díaz tidak meminta maaf kepada Hakimi setelah pelanggaran tersebut.

Pernyataan ini langsung memicu kemarahan di media sosial. Banyak penggemar PSG mengkritik Stanisic karena dianggap tidak peka dan tidak menghormati lawan-lawannya. RMC Sport menyebut ini "lelucon yang buruk", sekaligus menekankan bahwa pemain Kroasia itu "mengakui bahwa rekan setimnya melakukan pelanggaran berbahaya, tetapi tetap menganggapnya lucu".

Berbeda dengan Stanisic, tokoh-tokoh Bayern lainnya seperti Manuel Neuer dan pelatih Vincent Kompany menyampaikan simpati. Pelatih Kompany membandingkan cedera Hakimi dengan cedera Jamal Musala di Piala Dunia Antarklub dan mendoakan kesembuhannya.

Pemindaian awal menunjukkan bahwa cedera Hakimi tidak separah yang dikhawatirkan, dan PSG mengonfirmasi bahwa ia bisa kembali beraksi dalam waktu sekitar lima minggu. Namun, di Paris, dampak tekel dan lelucon yang tidak pantas itu pasti akan terasa.

Sumber: https://znews.vn/paris-phan-no-vi-tro-dua-vo-cam-sau-chan-thuong-hakimi-post1600142.html