Dari pusat distrik Quy Chau, sekitar sepuluh kilometer lebih jauh, melewati lereng berliku dan lereng gunung yang berawan, Desa Hoa Tien tampak damai dengan rumah-rumah panggung kayu, suara gemericik sungai berpadu dengan hamparan hijau ladang murbei yang subur. Tidak berisik, tidak terburu-buru, penduduk di sini teguh menekuni profesi menanam murbei dan beternak ulat sutra.
![]() |
Hamparan pohon murbei yang hijau dan sejuk di desa Hoa Tien. (Foto: VU LINH) |
Di lahan di sepanjang sungai atau di dataran tinggi di sekitar desa, pohon murbei ditanam berjajar rapi, memberikan keteduhan yang sejuk. Setiap pagi, ketika embun masih menempel di daun, para perempuan segera memetik murbei, mengumpulkannya dalam bundel untuk memberi makan ulat sutra. Pekerjaan ini membutuhkan ketekunan, tangan yang mantap, dan ketepatan waktu untuk memastikan daun murbei tetap segar, renyah, dan tidak layu karena terik matahari.
![]() |
Memberi makan ulat sutra dengan daun murbei. (Foto: VU LINH) |
Para tetua desa mengatakan bahwa menanam murbei dan memelihara ulat sutra di Hoa Tien bukanlah profesi baru. Sejak zaman dahulu, masyarakat Thailand telah memelihara ulat sutra dan menenun kain untuk membuat selendang dan pakaian sehari-hari serta berbagai upacara. Meskipun sempat terhenti akibat fluktuasi sosial-ekonomi , profesi pembudidaya ulat sutra tidak pernah sepenuhnya terlupakan. Beberapa keluarga masih melestarikan nampan ulat sutra dan bedeng murbei seolah-olah untuk melestarikan kenangan leluhur mereka, dan dari sana, menciptakan momentum bagi profesi tradisional untuk bangkit kembali dalam konteks baru.
![]() |
Seorang gadis muda melanjutkan karier keluarganya menanam murbei dan beternak ulat sutra. (Foto: VU LINH) |
Dalam beberapa tahun terakhir, ketika permintaan akan produk buatan tangan yang ramah lingkungan semakin meningkat, industri ulat sutera di desa Hoa Tien telah "bangkit kembali". Masyarakat menanam lebih banyak pohon murbei dan memelihara lebih banyak ulat sutera setiap tahunnya untuk meningkatkan pendapatan mereka. Hal ini tidak hanya menjadi pertanda positif bagi mata pencaharian, tetapi juga menegaskan nilai berkelanjutan dari profesi tradisional yang telah lama ada.
![]() |
Menghidupkan kembali budidaya ulat sutera di Desa Hoa Tien. (Foto: VU LINH) |
Menurut masyarakat Desa Hoa Tien, merawat murbei dan beternak ulat sutera tidaklah rumit, tetapi membutuhkan ketekunan dan kerja keras. Setiap kelompok ulat sutera bertahan sekitar 20 hari, dari masa inkubasi hingga dewasa. Ulat sutera dipelihara di rumah panggung yang tinggi, berangin, dan tanpa angin. Setiap hari usia ulat sutera berkaitan dengan pola makan dan perawatan yang berbeda. Tahap ketika ulat sutera bebas makan adalah waktu mereka makan paling banyak. Pemelihara ulat sutera harus memberi mereka makan empat hingga lima kali sehari. Ketika ulat sutera siap untuk membuat kepompong, orang-orang menempatkan mereka di dalam kepompong dan menatanya dengan hati-hati agar ulat sutera dapat memintal sutra.
![]() |
Warga Hoa Tien gigih mempertahankan profesinya. (Foto: VU LINH) |
Setiap kepompong emas nan indah merupakan hasil perawatan berkelanjutan selama lebih dari 20 hari. Dari kepompong tersebut, orang-orang dapat menggulung sutra dan menenunnya menjadi benang sutra tradisional.
![]() |
Budidaya murbei dan pemeliharaan ulat sutra merupakan pekerjaan tradisional di Desa Hoa Tien. (Foto: VU LINH) |
Budidaya murbei dan ulat sutera bagi masyarakat Thailand di Desa Hoa Tien bukan hanya mata pencaharian, tetapi juga bagian dari gaya hidup dan adat istiadat yang telah terjalin turun-temurun. Setiap pohon murbei dan nampan ulat sutera di sini merangkum kenangan masyarakat, ketekunan, kerja keras, dan gaya hidup yang selaras dengan alam.
![]() |
Nilai abadi dari profesi tradisional yang telah lama ada. (Foto: VU LINH) |
Meskipun ritme kehidupan berubah setiap hari, Desa Hoa Tien masih mempertahankan nafas tradisi dan profesi lama. Melestarikan kerajinan ulat sutra tidak hanya melestarikan kebiasaan hidup dan metode produksi tradisional, tetapi juga membuka arah untuk menghubungkan dan mengembangkan pariwisata komunitas, serta berpartisipasi dalam pasar kerajinan domestik dan internasional.
Sumber: https://nhandan.vn/ben-bi-nghe-tam-tang-o-mien-xanh-hoa-tien-post879459.html













Komentar (0)