![]() |
Benin sedang bangkit di kualifikasi Piala Dunia 2026. |
Benin—tim kecil yang berada di peringkat ke-93 dunia —di atas Guinea Ekuatorial dan Tiongkok—belum pernah tampil di Piala Dunia. Namun kini, mereka menghadapi peluang bersejarah: jika tidak kalah dari Nigeria di final, Benin akan tampil pertama kali di festival sepak bola terbesar di dunia, yang akan berlangsung di AS, Meksiko, dan Kanada tahun depan.
Kemenangan 1-0 atas Rwanda merupakan ciri khas gaya bermain Benin yang pragmatis dan disiplin. Hampir sepanjang pertandingan, mereka mengandalkan pertahanan yang rapat, tidak melewati garis tengah lapangan. Namun, Benin hanya butuh satu momen untuk membuat perbedaan: kiper Marcel Dandjinou melepaskan umpan panjang, Ampussou lolos dari kemelut pertahanan Rwanda, dan melepaskan umpan silang yang disambut Tosin untuk disambar dengan mudah.
Kemenangan ini tidak hanya membantu Benin menyingkirkan Rwanda dari perebutan play-off, tetapi juga diuntungkan oleh hasil imbang 0-0 Afrika Selatan yang mengejutkan melawan Zimbabwe, sehingga unggul dua poin atas lawan mereka. Artinya, mereka hanya membutuhkan hasil imbang melawan Nigeria untuk secara resmi mencatatkan halaman emas pertama dalam sejarah sepak bola kandang mereka.
Namun, pertandingan finalnya menjanjikan akan berlangsung seru. Nigeria, yang baru saja mengalahkan Lesotho 2-1, tertinggal tiga poin dari Benin dan akan tersingkir dari grup play-off jika situasi tetap sama. "Super Eagles" harus mengalahkan Benin dengan selisih setidaknya tiga gol, dan berharap Afrika Selatan tidak mengalahkan Rwanda, agar bisa lolos.
Di satu sisi ada Benin - fenomena ajaib babak kualifikasi Afrika, di sisi lain ada Nigeria - raksasa yang berada dalam situasi genting. Pertandingan terakhir Grup C tak hanya akan menjadi pertarungan poin, tetapi juga perlombaan antara keyakinan, keberanian, dan sejarah.
![]() |
Sumber: https://znews.vn/benin-cham-mot-tay-vao-giac-mo-world-cup-post1592724.html
Komentar (0)