Bitcoin baru saja mencetak rekor baru ketika melampaui angka $125.500 pada 5 Oktober, sehingga kapitalisasi pasarnya mencapai $2.500 miliar. Kenaikan ini terjadi tepat di awal Oktober, yang oleh para investor disebut "Uptober", menunjukkan bahwa siklus pertumbuhan baru sedang terbentuk.
Penembusan ini tidak hanya menciptakan euforia pasar, tetapi juga menegaskan kekuatan intrinsik Bitcoin setelah periode koreksi. Namun, yang benar-benar luar biasa bukanlah hanya angka pada grafik, melainkan kekuatan-kekuatan dahsyat yang berkumpul di baliknya.

Bitcoin baru saja mencapai puncak baru $125.000, menjadi aset terbesar ke-7 secara global (Foto: Bitcoin Insider).
"Keterbatasan pasokan" yang bersejarah: Apakah bursa akan kehabisan stok?
Salah satu sinyal yang paling mengkhawatirkan bagi para pesimis dan kabar baik bagi pemegang bitcoin adalah bahwa jumlah BTC yang disimpan di bursa terpusat (CEX) telah jatuh ke rekor terendah.
Menurut data Glassnode, total Bitcoin yang tersimpan di bursa hanya 2,83 juta BTC—angka terendah sejak Juni 2019. Menariknya, saat itu, Bitcoin masih diperdagangkan di kisaran $8.000 di tengah pasar yang lesu. Platform analitik CryptoQuant memberikan angka yang lebih rendah lagi, yaitu hanya 2,45 juta BTC, setara dengan level terendah dalam 7 tahun.
Hanya dalam dua minggu terakhir, lebih dari 114.000 BTC, senilai setara dengan $14 miliar, telah ditarik dari bursa.
Dalam dunia bisnis, ini merupakan tanda klasik dari "ketegangan pasokan". Ketika bitcoin ditarik dari bursa dan dipindahkan ke dompet dingin swalayan atau kas institusional, hal ini menandakan mentalitas investasi jangka panjang. Jumlah bitcoin yang tersedia untuk diperdagangkan (pasokan) semakin langka, sementara permintaan terus meningkat. Ketika "permintaan melebihi pasokan", harga pasti akan naik.
Fakta ini telah dikonfirmasi oleh banyak pakar di industri ini. Bapak Matthew Sigel, Kepala Riset Aset Digital di VanEck, dengan terus terang berkata: "Saya dengar bursa-bursa sedang kehabisan Bitcoin akhir-akhir ini."
Investor Mike Alfred menawarkan perspektif yang lebih dramatis dari meja OTC (di mana "paus" sering berdagang langsung dari lantai bursa): "Saya baru saja berbicara dengan pimpinan meja OTC besar. Dia mengatakan bahwa dengan kondisi seperti ini, mereka akan kehabisan Bitcoin untuk dijual dalam waktu sekitar 2 jam setelah pasar berjangka dibuka, kecuali jika harganya kembali ke kisaran $126.000-$129.000. Situasinya menjadi sangat kacau."
Arus modal institusional kembali dan ekspektasi makro yang menguntungkan
Jika "tekanan pasokan" adalah kisah pasokan, kisah permintaan juga menjadi sama menariknya, terutama dari investor institusional.
Menurut CoinGape, minggu lalu tercatat arus masuk bersih sebesar $3,24 miliar ke ETF Bitcoin spot – level tertinggi tahun ini. Ini merupakan indikasi jelas bahwa kepercayaan dan minat dari dunia keuangan tradisional kembali menguat. Arus masuk yang besar ini merupakan salah satu pendorong terpenting, yang menciptakan daya beli yang cukup untuk mendorong harga Bitcoin melampaui level resistensi penting.
Selain itu, faktor-faktor makroekonomi juga menjadi "pemacu" bagi kenaikan Bitcoin. Pasar hampir yakin (dengan probabilitas 97%) bahwa Federal Reserve AS (Fed) akan terus memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan FOMC mendatang. Hal ini disebabkan oleh tanda-tanda melemahnya pasar tenaga kerja, yang memaksa The Fed untuk melonggarkan kebijakan moneter guna menopang perekonomian.
Dalam lingkungan suku bunga rendah, aset non-imbal hasil seperti bitcoin dan emas (yang tidak menghasilkan arus kas alami seperti bunga atau dividen) menjadi lebih menarik daripada menyimpan uang dalam bentuk tabungan. Reli ke $124.400 pada bulan Agustus juga didorong oleh ekspektasi ini, dan kini kisahnya terulang kembali dalam skala yang lebih besar.
Efek Uptober dan "terbakarnya" penjual pendek
Terakhir, ada faktor psikologis. Penembusan harga telah membakar banyak posisi short – mereka yang bertaruh bahwa harga akan turun. Data dari CoinGlass menunjukkan bahwa dalam 24 jam terakhir, $148 juta posisi derivatif telah dilikuidasi, di mana $132 juta di antaranya milik para penjual. Likuidasi posisi short memaksa para pedagang untuk membeli kembali Bitcoin untuk menutup posisi mereka, yang secara tidak sengaja menciptakan dorongan tambahan bagi harga.
Ke depannya, para analis sangat optimis. Analis Rekt Capital yakin bahwa jika Bitcoin dapat bertahan dengan meyakinkan di atas $126.500, reli yang jauh lebih cepat dan kuat sangat mungkin terjadi. Prediksi yang lebih berani bahkan mulai menyebutkan target $200.000 sebelum akhir tahun 2025.
Bitcoin telah membuktikan sekali lagi bahwa ia bukan sekadar aset spekulatif, tetapi diperkuat oleh prinsip-prinsip ekonomi fundamental penawaran dan permintaan, seiring dengan semakin diterimanya modal pintar. Uptober hanyalah permulaan dan kisah puncak pasar baru kemungkinan masih jauh dari selesai.
Sumber: https://dantri.com.vn/kinh-doanh/bitcoin-pha-moc-125000-usd-nguy-co-can-kiet-hang-tren-san-giao-dich-20251005142418084.htm
Komentar (0)