Kementerian Perhubungan Serahkan Rancangan Undang-Undang Perkeretaapian (Perubahan) kepada Pemerintah

Kementerian Perhubungan baru saja menyerahkan Rancangan Undang-Undang Perkeretaapian (perubahan) kepada Pemerintah, dengan fokus pada inovasi terobosan, menciptakan koridor hukum untuk pengembangan perkeretaapian.

Dalam laporan Pemerintah pada tanggal 19 Februari, Kementerian Perhubungan mengatakan bahwa proyek tersebut dibangun dengan tujuan untuk terus melembagakan kebijakan dan pedoman Partai dan Negara tentang pengembangan perkeretaapian.

Mengatasi kekurangan dan ketidakcukupan kelembagaan, menciptakan momentum baru bagi pengembangan industri perkeretaapian, meningkatkan daya saing angkutan kereta api, dan melayani kebutuhan perjalanan masyarakat.

Rancangan Undang-Undang tersebut telah ditinjau, didesain ulang, dan dipersingkat menjadi 2 Bab dan 12 Pasal. Dengan demikian, Rancangan Undang-Undang Perkeretaapian (yang telah diamandemen) terdiri dari 8 Bab dan 73 Pasal. Isi pokoknya berfokus pada 5 inovasi penting dan terobosan untuk menciptakan koridor hukum bagi pengembangan perkeretaapian.

Rancangan Undang-Undang Perkeretaapian (perubahan) berfokus pada isu-isu terobosan inovatif untuk pengembangan perkeretaapian (Foto: Ta Hai).

Oleh karena itu, terkait investasi pembangunan infrastruktur perkeretaapian, rancangan Undang-Undang ini menetapkan mobilisasi maksimal sumber daya lokal dan seluruh sektor ekonomi untuk berpartisipasi dalam investasi pembangunan infrastruktur perkeretaapian. Khususnya, terdapat ketentuan yang mendorong seluruh organisasi dan individu untuk berpartisipasi dalam investasi pembangunan infrastruktur perkeretaapian melalui berbagai bentuk kontrak (BT, BOT, BTO, BLT, BTL, dan sebagainya).

Peraturan tentang pemendekan dan penyederhanaan prosedur dan proses investasi; peraturan tentang pemanfaatan dana tanah di sekitar stasiun kereta api (TOD) untuk memaksimalkan sumber daya guna mengembangkan infrastruktur kereta api.

Mengenai pengelolaan dan pemanfaatan infrastruktur perkeretaapian, peraturan tersebut menetapkan bahwa badan usaha yang ditugaskan untuk mengelola aset infrastruktur perkeretaapian yang diinvestasikan oleh Negara wajib menyelenggarakan pengelolaan dan pemeliharaan infrastruktur perkeretaapian. Peraturan tentang penyewaan dan pengalihan hak pemanfaatan aset infrastruktur perkeretaapian yang diinvestasikan oleh Negara untuk jangka waktu terbatas perlu diubah dan ditambah untuk menarik dan mendiversifikasi jenis badan usaha yang berpartisipasi dalam pengelolaan dan investasi pembangunan perkeretaapian, seperti "Kepemimpinan publik - administrasi swasta", "Investasi publik - manajemen swasta", "Investasi swasta - pemanfaatan publik".

Terkait dengan kegiatan angkutan kereta api, peraturan memberikan tanggung jawab kepada manajemen dan organisasi operasi kereta api untuk mengatur dan memelihara sistem manajemen keselamatan guna meningkatkan kegiatan angkutan kereta api.

Terkait konektivitas moda transportasi, RUU ini menambahkan persyaratan bahwa dalam melakukan investasi pembangunan perkeretaapian, perlu dipastikan adanya keterhubungan yang sinkron dan efektif antara jalur kereta api dan antara kereta api dengan moda transportasi lain; menetapkan bahwa bandar udara internasional, pelabuhan laut besar, dan pusat lalu lintas harus memiliki rencana konektivitas dengan perkeretaapian, yang mengutamakan keunggulan masing-masing moda dan angkutan multimoda.

Terkait dengan industri perkeretaapian dan pengembangan sumber daya manusia, perlu dilengkapi dengan pengaturan mengenai sejumlah produk industri perkeretaapian dalam Daftar Teknologi Tinggi yang Diprioritaskan untuk Diinvestasikan dan Dikembangkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang teknologi tinggi.

Proyek investasi di bidang konstruksi rel kereta api dan pekerjaan industri perkeretaapian dengan paket lelang yang diselenggarakan untuk lelang internasional harus memiliki ketentuan yang mengikat kontraktor asing untuk melakukan alih teknologi dan melatih sumber daya manusia bagi mitra Vietnam agar menguasai manajemen, operasi, eksploitasi, pemeliharaan, dan secara bertahap menguasai teknologi.

Mengatur daftar jasa dan barang industri perkeretaapian yang ditugaskan atau dipesan. Meneliti, menerapkan, menerima alih teknologi, dan beberapa kebijakan khusus bagi organisasi dan individu yang melaksanakan tugas ilmiah dan teknologi untuk mendukung pengembangan industri perkeretaapian.

Pada saat yang sama, rancangan undang-undang ini juga memangkas 4 prosedur administratif, mengubah subjek pelaksana dari 10 prosedur administratif untuk menciptakan lebih banyak kemudahan. Mendesentralisasikan kewenangan secara tegas kepada pemerintah daerah dalam investasi, pengelolaan, dan pengoperasian infrastruktur perkeretaapian...

Sumber: https://www.baogiaothong.vn/bo-gtvt-trinh-chinh-phu-du-an-luat-duong-sat-sua-doi-192250221152458212.htm