Di antara 34 stasiun pengisian bahan bakar umum, 10 perusahaan memiliki utang pajak, banyak di antaranya berjumlah ribuan miliar VND, menurut pemimpin Departemen Umum Perpajakan.
Informasi ini disampaikan oleh Bapak Mai Son, Wakil Direktur Jenderal Pajak ( Kementerian Keuangan ) dalam jumpa pers pada sore hari tanggal 19 Januari. Bapak Son mengatakan bahwa sebagian besar bisnis memiliki utang pajak perlindungan lingkungan, yaitu pajak tidak langsung yang mereka hitung dan bayar sendiri.
"Dari 34 unit tersebut, 10 di antaranya memiliki utang pajak. Direktorat Jenderal Pajak sedang menghimbau untuk menagih utang ini," ujar Bapak Son.
Misalnya, Perusahaan Minyak Xuyen Viet memiliki utang pajak lebih dari 1.529 miliar VND, di mana hampir 1.250 miliar VND merupakan pajak perlindungan lingkungan. Perusahaan Transportasi Jalur Air Hai Ha memiliki utang sebesar 1.780 miliar VND. Perusahaan Saham Gabungan Investasi dan Perdagangan Minyak Nam Song Hau memiliki utang lebih dari 1.000 miliar VND dan harus melunasinya secara bertahap.
Kesimpulan Inspektorat Pemerintah pada awal Januari juga menunjukkan bahwa banyak perusahaan utama berutang ribuan miliar VND dalam pajak perlindungan lingkungan, lebih dari 6.320 miliar VND pada akhir Oktober 2022.
SPBU Hai Ha Petro di Hanoi ditutup setelah izin usaha gas perusahaan dicabut, 13 Januari. Foto: Anh Minh
Sesuai peraturan, Otoritas Pajak bertanggung jawab untuk memeriksa dan mengawasi pelaporan perusahaan. Jika terdapat utang, Otoritas Pajak akan mendesak dan memaksa untuk memulihkan anggaran. Khususnya, Otoritas Pajak akan memaksa akun tersebut ketika utang muncul mulai hari ke-91. Tindakan memaksa faktur dan melarang perwakilan hukum meninggalkan negara, atau menyita aset akan diterapkan mulai hari ke-121 sejak utang pajak muncul.
Bapak Son mengatakan, departemen pajak setempat "memenuhi tanggung jawab mereka sesuai dengan peraturan manajemen pajak" dalam penagihan utang dari perusahaan perminyakan.
Sebagai contoh, Direktorat Jenderal Pajak Provinsi Thai Binh melakukan penagihan utang pajak terhadap Hai Ha Waterway Transport Company Limited (perusahaan yang izin usahanya dicabut oleh Kementerian Perindustrian dan Perdagangan pada 12 Januari), dengan total sekitar VND 1.780 miliar. Sebelumnya, Direktorat Jenderal Pajak Provinsi Nghe An pada akhir Desember 2023 meminta Departemen Imigrasi (Kementerian Keamanan Publik) untuk menangguhkan sementara keberangkatan Ibu Chu Thi Thanh, Ketua Perusahaan Saham Gabungan Thien Minh Duc Group, karena utang pajaknya hampir VND 1.000 miliar.
Namun, Wakil Direktur Jenderal Pajak mengakui bahwa penagihan utang pajak sulit dilakukan karena otoritas pajak tidak mengetahui arus kas perusahaan. Sementara itu, penyitaan aset juga sulit dilakukan ketika perusahaan menggadaikan atau menggunakan aset sebagai jaminan pinjaman di bank.
Untuk mengatasi situasi ini, industri pajak mengatakan akan membangun basis data laporan keuangan bisnis.
Wakil Menteri Keuangan Nguyen Duc Chi menambahkan bahwa pengelolaan arus kas masih dikelola secara proaktif oleh pelaku usaha, sementara otoritas pajak hanya bertanggung jawab untuk pengawasan. "Selama proses pemeriksaan, pelaku usaha yang melanggar peraturan pengelolaan arus kas akan ditangani sesuai ketentuan," ujar Bapak Chi.
Menurut kesimpulan Inspektorat Pemerintah, daerah dengan bisnis perminyakan dengan utang pajak besar adalah An Giang, Ben Tre, Ca Mau, Can Tho, Dong Nai, Hai Phong, Hau Giang...
Pada saat yang sama, banyak perusahaan minyak utama melaporkan pajak perlindungan lingkungan yang kurang dari target hingga ribuan miliar dong. Misalnya, Thien Minh Duc Group melaporkan pajak hampir 3.300 miliar dong dalam 3 tahun (2018-2021). Pada tahun 2019, perusahaan-perusahaan melaporkan pajak perlindungan lingkungan yang kurang dari target sekitar 4.900 miliar dong.
[iklan_2]
Tautan sumber






Komentar (0)