
Foto ilustrasi.
Ibu Nguyen Thi Thu ( Dong Nai ) bekerja di sebuah perusahaan penanaman modal asing (FDI) dan merenungkan bahwa saat ini bonus akhir tahun (gaji bulan ke-13) ditambahkan ke pendapatan Desember atau Januari, yang menyebabkan total pendapatan di bulan tersebut meningkat drastis dan dikenakan pajak pada tingkat yang lebih tinggi menurut jadwal pajak progresif.
Sementara itu, total pendapatan riil tahun ini tetap tidak berubah, tetapi pekerja harus membayar pajak lebih banyak, yang menyebabkan kerugian.
Ibu Thu mengusulkan agar otoritas yang berwenang mempertimbangkan penyesuaian regulasi untuk menjamin keadilan, khususnya: mengizinkan perhitungan rata-rata bonus Tet pada total pendapatan tahunan; atau memisahkan bonus untuk menerapkan tarif pajak yang lebih wajar, menghindari kerugian bagi karyawan.
Terkait dengan hal tersebut, Direktorat Jenderal Pajak berpendapat sebagai berikut:
Pasal 2, Pasal 3, Pasal 2, Pasal 28, Pasal 1, Pasal 31 Peraturan Pemerintah Nomor 65/2013/ND-CP tanggal 27 Juni 2013 mengatur:
“Pasal 3. Penghasilan Kena Pajak
2. Pendapatan dari upah dan gaji yang diterima pekerja dari pemberi kerja, meliputi:
a) Gaji, upah, dan jumlah yang bersifat gaji atau upah yang diterima dalam bentuk tunai atau non tunai.
...e) Pembayaran moneter atau non-moneter dalam bentuk apa pun, termasuk surat berharga...
... Pasal 28. Pengurangan Pajak
... 2. Jenis penghasilan yang dikenakan pengurangan pajak:... Penghasilan dari gaji, upah, remunerasi, termasuk remunerasi dari kegiatan perantara perdagangan,...
...Pasal 31...
1. Organisasi dan orang pribadi bertanggung jawab untuk memotong pajak ketika membayarkan penghasilan kepada orang pribadi sebagai berikut:
a) Untuk pendapatan dari gaji dan upah individu dengan kontrak kerja yang ditandatangani: Setiap bulan, organisasi atau individu yang membayar pendapatan memotong pajak dari setiap individu berdasarkan pendapatan kena pajak bulanan dan Jadwal Pajak Progresif...".
Sesuai ketentuan Pasal 8 Ayat a, Ayat 1, Ayat c, Ayat 2, dan Ayat d, Ayat 6, Keputusan Pemerintah No. 126/2020/ND-CP tanggal 19 Oktober 2020, badan usaha yang memotong Pajak Penghasilan Orang Pribadi wajib melaporkan Pajak Penghasilan Orang Pribadi secara bulanan/triwulan. Badan usaha dan orang pribadi yang membayar gaji dan upah bertanggung jawab untuk melaporkan dan melunasi pajak, serta melunasinya atas nama orang pribadi yang diberi kuasa oleh badan usaha dan orang pribadi yang membayar gaji. Dalam beberapa kasus, orang pribadi wajib melaporkan, membayar pajak, serta melaporkan dan melunasi Pajak Penghasilan Orang Pribadi sendiri.
Pada butir a, butir c, ayat 2, Pasal 2, ayat 2, Pasal 8, dan butir b.1, ayat 1, Pasal 25 Surat Edaran Menteri Keuangan Nomor 111/2013/TT-BTC tanggal 15 Agustus 2013, disebutkan:
“Pasal 2. Penghasilan Kena Pajak
... 2. Pendapatan upah dan gaji adalah pendapatan yang diterima pekerja dari pemberi kerjanya, meliputi:
a) Gaji, upah dan jumlah gaji atau upah yang bersifat tunai atau non tunai.
...e) Bonus dalam bentuk tunai maupun non tunai dalam bentuk apapun, termasuk bonus dalam bentuk surat berharga,...".
“Pasal 8. Penetapan Penghasilan Kena Pajak dari Gaji dan Upah
... 2. Penghasilan kena pajak dari gaji dan upah
a) Penghasilan kena pajak dari gaji dan upah ditentukan berdasarkan jumlah keseluruhan gaji, upah, remunerasi, dan penghasilan lain yang bersifat gaji atau upah yang diterima wajib pajak dalam masa pajak sesuai dengan pedoman yang tercantum dalam Pasal 2 Ayat 2 Surat Edaran ini.
b) Saat penentuan penghasilan kena pajak.
Waktu untuk menentukan penghasilan kena pajak untuk penghasilan dari gaji dan upah adalah saat organisasi atau individu membayar penghasilan kepada pembayar pajak...
“Pasal 25. Pengurangan Pajak dan Dokumen Pengurangan Pajak
1. Pengurangan pajak
… b.1) Bagi orang pribadi penduduk yang menandatangani kontrak kerja selama tiga (03) bulan atau lebih, organisasi atau orang pribadi yang membayarkan penghasilan tersebut wajib memotong pajak sesuai dengan tabel pajak progresif, termasuk kasus-kasus di mana orang pribadi tersebut menandatangani kontrak selama tiga (03) bulan atau lebih di banyak tempat”.
Dengan demikian, dalam Undang-Undang Kebijakan Pajak Penghasilan Orang Pribadi dan Undang-Undang Manajemen Perpajakan, terdapat ketentuan mengenai sintesis pendapatan, penghitungan pajak, pemotongan, pelaporan pajak, pembayaran pajak penghasilan orang pribadi secara bulanan/triwulanan, dan pelaporan finalisasi pajak penghasilan orang pribadi yang bersumber dari gaji dan upah wajib pajak.
Kami meminta kepada Ibu Thu untuk mendasarkan pada peraturan di atas dan pendapatan aktual untuk menghitung dan membayar pajak penghasilan pribadi sesuai dengan peraturan.
Jika Anda memiliki pertanyaan, silakan hubungi otoritas pajak setempat untuk petunjuk khusus.
Sumber: https://vtv.vn/cach-tinh-thue-thu-nhap-doi-voi-khoan-thuong-tet-100251028144220341.htm






Komentar (0)