(CLO) Dalam Laporan Berita Digital 2025, Reuters Institute for the Study of Journalism mensurvei 326 pemimpin media dari 51 negara dan wilayah. Berikut pandangan utama mereka tentang prospek industri jurnalisme di tahun mendatang.
Lebih dari separuhnya yakin akan menemukan peluang.
41% editor, CEO, dan direktur digital yang disurvei menyatakan yakin dengan prospek jurnalisme di tahun mendatang, sementara 17% menyatakan keyakinan rendah. Lebih positif lagi, lebih dari separuh (56%) menyatakan yakin dengan prospek bisnis mereka sendiri, peningkatan signifikan dibandingkan tahun lalu.
Kekhawatiran tentang berkurangnya lalu lintas pencarian
Namun, hasil survei menunjukkan bahwa sebanyak 74% responden khawatir tentang penurunan lalu lintas ke situs web mereka melalui mesin pencari tahun ini.
Meskipun data Chartbeat menunjukkan bahwa lalu lintas Google secara keseluruhan tetap stabil, penerbit semakin khawatir dengan meningkatnya penggunaan cuplikan hasil AI oleh Google untuk menjawab kueri penelusuran. Hal ini diperparah dengan penurunan tajam lalu lintas dari jejaring sosial seperti Facebook (turun 67%) dan Twitter (turun 50%) selama dua tahun terakhir.
Mesin pencari mengancam akan mengurangi lalu lintas ke situs surat kabar.
Untuk menghadapi perubahan ini, organisasi berita akan secara aktif bekerja sama dengan platform AI seperti ChatGPT dan Perplexity, yang mencari konten berkualitas tinggi dan bersedia membayar atau mengutip penerbit. Selain itu, untuk memenuhi permintaan video yang terus meningkat dari pengguna, penerbit juga akan berfokus pada platform seperti YouTube, TikTok (meskipun mungkin dilarang di AS), dan Instagram.
Hubungan antara organisasi berita dan X/Twitter telah memburuk secara signifikan tahun ini (-68 poin), terutama setelah platform tersebut dipolitisasi di bawah Elon Musk. Banyak surat kabar besar seperti The Guardian, Dagens Nyheter, dan La Vanguardia memutuskan untuk berhenti menerbitkan berita di X, yang menguntungkan platform lain seperti Bluesky (+38 poin).
Sementara itu, Google Discover (+27 poin) juga telah menjadi sumber lalu lintas yang penting, meskipun fluktuatif. Survei menemukan bahwa penerbit mengambil pendekatan yang hati-hati terhadap platform media sosial, dengan separuh responden ingin mempertahankan atau mengurangi ketergantungan mereka pada platform tersebut.
Bermitra dengan perusahaan teknologi
Hampir 40% penerbit berita komersial menaruh harapan besar pada pendapatan dari lisensi konten ke perusahaan teknologi dan AI, angka yang meningkat dua kali lipat dari tahun lalu.
Namun, mereka masih memperdebatkan bentuk dan struktur perjanjian ini, dengan mayoritas (72%) menginginkan perjanjian kolektif yang menguntungkan seluruh industri, daripada setiap perusahaan bernegosiasi sendiri.
Buat produk baru untuk meningkatkan pendapatan
Menurut ekspektasi para pemimpin media, langganan berbayar tetap menjadi andalan pendapatan penerbit berita (77%), diikuti oleh iklan bergambar (69%) dan iklan tradisional (59%). Selain itu, banyak penerbit yang memanfaatkan sumber pendapatan lain seperti acara (48%), pendapatan afiliasi (29%), donasi (19%), dan aktivitas bisnis terkait (15%).
Menanggapi pertumbuhan langganan yang melambat, penerbit berfokus pada pengembangan produk baru. Hampir separuh penerbit yang disurvei mengatakan mereka berencana meluncurkan produk baru, terutama di bidang game (29%), pendidikan (26%), dan edisi internasional (20%).
Selain itu, banyak penerbit juga mempertimbangkan untuk meluncurkan langganan “akses penuh” dan produk khusus remaja (42%) untuk menarik lebih banyak pengguna dan mengurangi churn.
Terapkan AI generasi baru secara aktif
Teknologi AI sedang diadopsi secara luas oleh organisasi berita dalam berbagai aktivitas terkait produksi dan distribusi konten. Tercatat, 60% penerbit menyatakan telah mengotomatiskan tugas logistik menggunakan AI.
Selain itu, 87% ruang redaksi telah atau sedang dalam proses transisi menggunakan AI generatif (GenAI), yang menunjukkan popularitas dan pentingnya teknologi ini dalam industri penerbitan.
Pada tahun 2025, penerbit akan semakin berfokus pada personalisasi konten menggunakan AI untuk meningkatkan keterlibatan pembaca. Secara spesifik, banyak organisasi berita akan mengeksplorasi fitur-fitur seperti text-to-speech (75%), peringkasan AI (70%), dan penerjemahan multibahasa (65%). Selain itu, lebih dari separuh penerbit akan mengeksplorasi chatbot AI dan antarmuka pencarian baru.
Phan Anh (menurut Reuters Institute)
[iklan_2]
Sumber: https://www.congluan.vn/khao-sat-cac-lanh-dao-truyen-thong-van-tin-vao-trien-vong-cua-bao-chi-nam-2025-post330418.html






Komentar (0)