
Pada tanggal 25 September, KTT dan Pameran Industri Perbankan tahunan – Smart Banking 2025 – resmi digelar dengan tema “Terobosan transformasi digital industri perbankan: Data adalah fondasi, nasabah adalah pusatnya”. Acara ini diselenggarakan oleh Asosiasi Perbankan Vietnam bekerja sama dengan IEC Group, didampingi oleh Asosiasi Data Nasional dan Asosiasi Keamanan Siber Nasional.
Berbicara di acara tersebut, Deputi Gubernur Bank Negara Vietnam, Pham Tien Dung, mengatakan bahwa data adalah fondasi dan sumber daya yang berharga. Namun, nasabah adalah pusatnya.
Perkembangan pesat strategi bisnis berbasis data di industri perbankan telah menciptakan manfaat yang signifikan. Secara khusus, bank dapat meningkatkan akses nasabah, menciptakan produk dan layanan yang sangat personal, mengoptimalkan proses deteksi risiko dan pencegahan penipuan, meningkatkan pemrosesan pinjaman, serta meningkatkan kemampuan peramalan dan analisis pasar.
Banyak bank besar telah memangkas lebih dari 100 kantor transaksi karena 98% nasabah beralih ke kanal digital. Persentase penduduk dewasa Vietnam yang memiliki rekening bank telah mencapai hampir 88%—sebuah fondasi bagi pengembangan keuangan yang inklusif. Sistem pembayaran antarbank saat ini mencatat lebih dari 30 juta transaksi per hari dengan nilai sekitar 900 triliun VND, setara dengan lebih dari 40 miliar dolar AS, yang dengan jelas menunjukkan kapasitas infrastruktur digital industri perbankan.
Bapak Nguyen Quoc Hung, Ketua Asosiasi Perbankan Vietnam, menekankan bahwa belakangan ini, Vietnam telah menyaksikan ledakan ekosistem layanan keuangan digital. Pembayaran nontunai telah berkembang pesat; perbankan digital telah menjadi kanal transaksi utama; identifikasi dan otentikasi elektronik telah mencapai kemajuan pesat; aplikasi AI dan pembelajaran mesin telah dipromosikan dalam penilaian kredit, manajemen risiko, pencegahan penipuan, optimalisasi operasional, dan layanan pelanggan multi-kanal.
Dengan lebih dari 90% transaksi kini dilakukan secara digital dan lebih dari 87% orang dewasa memiliki rekening bank, data yang dihasilkan setiap hari telah menjadi sumber daya yang sangat berharga bagi bank untuk merancang produk dan layanan yang lebih cerdas, lebih nyaman, dan lebih aman. Rekonsiliasi 119 juta rekening pribadi dan 1,1 juta rekening perusahaan dari basis data populasi nasional, beserta data kredit dari lebih dari 54 juta nasabah, telah membuka kemungkinan untuk menyediakan layanan yang lebih akurat, transparan, dan personal daripada sebelumnya.
Namun, industri perbankan menghadapi banyak tantangan dalam memanfaatkan sumber data secara efektif: bagaimana mengubah data dalam jumlah besar menjadi pengalaman yang mulus dan berpusat pada pelanggan di setiap titik kontak, bagaimana menggabungkan AI, analitik big data, dan teknologi baru untuk menyediakan layanan personal secara real-time, sambil tetap menjamin keamanan dan keselamatan. Ini bukan hanya masalah teknologi, tetapi juga strategi jangka panjang untuk mengubah data menjadi aset strategis, yang memelihara kepercayaan dan keterlibatan pelanggan.
Dalam konteks AI yang membuka banyak peluang terobosan, penambangan data cerdas dianggap sebagai kunci untuk menciptakan keunggulan kompetitif bagi industri perbankan, sekaligus menghadirkan tantangan keamanan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Hal ini dibahas dalam sesi diskusi "Manajemen Keamanan Siber dalam Lingkungan Risiko Saat Ini" yang menghadirkan analisis praktis, solusi teknologi, dan perspektif strategis untuk melindungi data, sistem pembayaran, serta memperkuat kepercayaan digital di industri keuangan dan perbankan.
Diskusi ini difokuskan pada konten utama termasuk: keamanan data pada perangkat seluler untuk bisnis, mengidentifikasi risiko internal menggunakan AI, mencegah kebocoran data di sektor jasa keuangan, potensi ancaman dalam lalu lintas keuangan, berbagi pengalaman dalam menanggapi serangan ransomware...
Bapak Tran Quoc Long, Kepala Departemen Teknis Vietsunshine, berbagi tentang potensi risiko dari lalu lintas terenkripsi dan lalu lintas internal yang bergerak menyamping, yang merupakan "titik buta" terbesar bagi data pelanggan dan sistem pembayaran.
Bapak Nguyen Duc Thang, Direktur Departemen Konsultasi Asia- Pasifik Group-IB, memberikan gambaran komprehensif tentang lanskap keamanan siber di era perbankan digital. Presentasi tersebut menganalisis tren penipuan yang muncul seiring dengan perubahan taktik para pelaku kejahatan siber untuk mengeksploitasi platform digital baru, dan membahas tantangan dalam menyeimbangkan keamanan dan pengalaman pengguna, terutama dalam konteks Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi yang baru saja diterbitkan di Vietnam pada tahun 2025.

Dari perspektif teknologi seluler, Bapak Dinh Trong Du, Pakar Solusi Perusahaan, Divisi Perangkat Seluler Samsung Vina, menyebutkan tren konvergensi fungsi antara perangkat seluler dan komputer tradisional. Ketika bisnis menerapkan perangkat seluler secara komprehensif ke dalam operasional, tantangan keamanan data, pengendalian informasi, dan manajemen perangkat menjadi tugas yang mendesak.
Acara ditutup dengan sesi diskusi mendalam yang dimoderatori oleh Bapak Vu Ngoc Son, Kepala Riset, Konsultasi, Pengembangan Teknologi, dan Kerja Sama Internasional, Asosiasi Keamanan Siber Nasional. Sesi diskusi ini menghadirkan para pakar terkemuka dari berbagai bank, perusahaan teknologi, dan organisasi internasional.
Sumber: https://vietnamnet.vn/cac-ngan-hang-dang-doi-mat-voi-thach-thuc-ve-an-ninh-mang-2446120.html
Komentar (0)