Dewan Perwakilan Rakyat AS yang dikuasai Partai Republik pada hari Rabu memberikan suara untuk memaksa perusahaan teknologi Tiongkok, ByteDance, menjual TikTok dalam waktu enam bulan atau menghadapi larangan. Gedung Putih telah mendesak Senat AS untuk meloloskan RUU tersebut, dan Presiden AS Joe Biden telah berjanji untuk menandatanganinya.
Kantor TikTok di Culver, California, AS. Foto: Reuters
Facebook Reels dan YouTube Shorts, pesaing terbesar TikTok, akan menjadi penerima manfaat dari anggaran iklan jika aplikasi tersebut dilarang di AS, kata para ahli periklanan.
TikTok mengatakan akan menggunakan hak hukumnya untuk memblokir larangan tersebut, yang menurutnya akan "mengeluarkan miliaran dolar dari kantong para kreator dan usaha kecil."
"Momentum seputar undang-undang ini lebih besar daripada upaya nasional sebelumnya untuk membatasi atau mendivestasikan TikTok, dan para pengiklan memantau situasi ini dengan saksama," kata Jasmine Enberg, analis utama di firma riset Insider Intelligence.
Jika RUU ini disahkan, "kita akan lebih waspada," kata Jack Johnston, direktur senior inovasi sosial di Tinuiti, sebuah firma pemasaran digital yang telah bekerja sama dengan merek-merek seperti Revlon dan kosmetik Elf.
Beberapa agensi periklanan mengatakan mereka menyarankan klien untuk mempertahankan pendekatan "bisnis seperti biasa" terhadap TikTok, mengingat aplikasi viral tersebut telah melewati berbagai upaya sebelumnya untuk membatasi ketersediaannya di AS, termasuk di bawah mantan Presiden Donald Trump.
Sementara anggaran iklan direncanakan beberapa bulan sebelumnya, merek dapat dengan cepat memasang atau menarik iklan media sosial.
Video TikTok dapat dengan cepat memunculkan tren baru dalam musik , mode, dan kecantikan, dan berbagai merek telah berbondong-bondong menggunakan aplikasi ini dengan harapan menjadi bagian dari momen budaya besar. Insider Intelligence memperkirakan TikTok akan menghasilkan pendapatan iklan sebesar $8,66 miliar di AS tahun ini.
Sebuah perusahaan periklanan digital mengatakan kepada kliennya pada hari Rabu bahwa tingginya tingkat risiko yang terlibat dalam pelarangan aplikasi sebesar TikTok membuat pelarangan total menjadi tidak mungkin.
Johnston mengatakan kemungkinan besar aplikasi tersebut akan terjual, dan kurun waktu enam bulan tersebut akan memberi waktu bagi merek untuk bersiap. "Meskipun sebagian besar pengguna TikTok juga aktif di platform lain, ada juga sebagian besar yang menggunakan TikTok sebagai kanal media sosial utama mereka," ujar Johnston.
Hoang Anh (menurut Reuters)
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)