Foreign Policy mengatakan bahwa Ukraina dan beberapa negara yang mendukung masuknya Ukraina ke dalam NATO seperti Polandia, negara-negara Baltik... mempromosikan masuknya Kiev ke dalam blok tersebut pada pertemuan puncak di Washington DC (AS) Juli mendatang.
Oleh karena itu, negara-negara ini percaya bahwa pemberian keanggotaan NATO kepada Ukraina adalah satu-satunya cara untuk mengakhiri konflik saat ini di Eropa, dan pada saat yang sama menyatakan bahwa langkah ini akan lebih efektif dan menghemat biaya dalam jangka panjang daripada menyediakan senjata.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin. (Foto: RT)
Namun, menurut artikel tersebut, AS dan Jerman, dua negara yang memberikan bantuan militer terbanyak kepada Ukraina, tidak sependapat dengan pandangan ini. Para pejabat AS dan Jerman berpendapat bahwa saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk mengakui Kiev, dan menekankan bahwa Barat harus fokus menyediakan senjata bagi Ukraina.
Pejabat dari kedua negara khawatir bahwa penerimaan Ukraina ke dalam NATO berisiko memicu konflik skala penuh antara blok tersebut dan Rusia.
Menurut Foreign Policy , kebuntuan ini semakin diperparah oleh sikap beberapa anggota Uni Eropa (UE), termasuk Hongaria dan Slovakia, yang menentang pengiriman senjata ke Ukraina. Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban memperingatkan bahwa mengakui Ukraina dapat menyeret NATO ke dalam konflik. Presiden Slovakia Zuzana Caputovao juga mengatakan bahwa langkah ini dapat memicu Perang Dunia III.
Artikel Kebijakan Luar Negeri mengatakan AS telah mendesak anggota Uni Eropa untuk tidak mengangkat masalah tersebut pada pertemuan puncak.
Moskow telah berulang kali memperingatkan Barat untuk tidak memberikan bantuan militer kepada Ukraina, dengan alasan hal itu hanya akan memperpanjang konflik. Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa dorongan Kiev untuk bergabung dengan NATO merupakan salah satu alasan utama konflik saat ini.
Kong Anh (Sumber: russian.rt.com)
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)