Berbicara di hadapan Komite Tetap Parlemen tentang Kewarganegaraan dan Imigrasi, Larissa Bezo, Presiden Biro Pendidikan Internasional Kanada (CBIE), memperingatkan bahwa perubahan kebijakan selama hampir dua tahun terakhir telah menimbulkan "dampak yang serius, luas, dan berkelanjutan" terhadap pendidikan internasional.
Menurut Ibu Bezos, pembatasan izin belajar sejak awal 2024 dan lebih dari selusin penyesuaian lainnya telah menyebabkan penurunan tajam dalam tingkat persetujuan, waktu pemrosesan yang lebih lama, dan persyaratan yang semakin ketat. Akibatnya, jumlah permohonan izin belajar pada paruh pertama tahun 2025 menurun hingga setengahnya dibandingkan periode yang sama tahun lalu, sementara jumlah mahasiswa internasional baru menurun hingga 71%.
“Kanada tidak lagi kompetitif dalam menarik talenta global,” tegasnya.
Hal ini mengakibatkan penutupan sekolah, penangguhan ratusan program, dan hilangnya lebih dari 10.000 pekerjaan. Selain itu, perubahan pada Izin Kerja Pasca-Kelulusan (PGWP) juga menyebabkan tingkat persetujuan turun 30% tahun ini, level terendah sejak pandemi.
Sementara itu, sebuah survei menemukan bahwa 88% mahasiswa internasional menganggap peluang kerja pasca-kelulusan sebagai faktor kunci ketika memilih tujuan. Para ahli khawatir bahwa Kanada kehilangan keunggulannya dibandingkan AS, Inggris, dan Australia.
Ibu Bezos meminta pemerintah untuk segera memulihkan stabilitas dan memposisikan ulang citra pendidikan internasional Kanada.
“Tanpa tindakan, kita akan terus menderita di bidang pendidikan, pasar tenaga kerja, dan daya saing nasional,” ujarnya.
Sumber: https://giaoducthoidai.vn/canada-hut-hoi-trong-cuoc-dua-thu-hut-nhan-tai-post750894.html
Komentar (0)