Di tengah hiruk pikuk kota, Minority Tea & Coffee memilih untuk memperlambat langkah demi menceritakan kisah budaya nasional. Setiap cangkir teh atau kopi di sini adalah sepotong kecil perjalanan melestarikan identitas.
Dari kenangan berharga penduduk dataran tinggi
Para pendiri Minority Tea & Coffee lahir dan besar di pegunungan dan hutan Barat Laut, tempat kabut pagi menyelimuti rumah-rumah panggung, suara seruling bergema selama festival, dan budaya etnik diwariskan turun-temurun. Ketika mereka meninggalkan tanah air untuk memulai bisnis, mereka membawa serta keinginan untuk menciptakan ruang di mana budaya etnik dilestarikan dan disebarkan secara alami dalam kehidupan modern.
Nama "Minoritas" dipilih sebagai cara untuk mengingatkan kita akan asal-usul kita. Nama ini tidak hanya mewakili wilayah Barat Laut, tetapi juga suara bersama dari semua komunitas etnis minoritas yang melestarikan budaya mereka dalam setiap cara hidup, lagu, dan penampilan.

Anh Duc, manajer operasional Thieu Do Tea & Coffee di Hanoi, berbagi: "Minoritas tapi banyak, banyak cerita, banyak warna, dan banyak emosi. Di Thieu Do, kami tidak mengikuti tren. Semuanya dilakukan dengan semangat saling menghormati: Menghormati budaya, orang-orang, dan perjalanan yang kami jalani."
Oleh karena itu, ruang Minority Tea & Coffee dirancang agar pengunjung dapat merasakan budaya dengan cara yang paling alami. Aroma kopi yang samar, alunan musik latar yang lembut, dan kisah-kisah dataran tinggi yang diceritakan dengan suara tulus membuat para tamu datang dan pergi dengan sedikit kedamaian pegunungan dan hutan.

Melestarikan jiwa masyarakat Dao Merah di jantung kota Hanoi
Jika setiap toko "Minority" adalah sebuah kisah, maka "Minority" Hanoi adalah sebuah bab tentang budaya masyarakat Dao Merah. Bapak Duc berbagi: "Masyarakat Dao Merah memiliki ciri khas mereka sendiri, kuat sekaligus lembut. Kami ingin melestarikan semangat itu di setiap sudut toko, agar setiap pengunjung dapat merasakan budaya dataran tinggi."
Ruang toko diperhatikan hingga ke detail-detail kecil: brokat merah tua yang tergantung di sudut dinding, model rumah panggung, keranjang bambu, kostum Dao Merah... Semua berpadu dengan aroma teh dan alunan musik lembut, menciptakan perasaan damai yang langka di tengah jalanan yang padat.


Setiap Minggu malam, musik tradisional bergema di jantung kota Hanoi. Alunan harpa mulut, seruling pan, dan seruling kucing bergema di seluruh restoran, membawa napas pegunungan dan hutan lebih dekat ke penduduk kota. Ruang restoran, yang sebelumnya bernuansa dataran tinggi yang kental, kini semakin semarak berkat melodi yang sederhana namun mendalam, membantu pelanggan bersantai dan merasakan budayanya secara langsung.
Maka, "Minority" bukan sekadar kedai kopi, melainkan tempat melestarikan kenangan dan semangat pegunungan agung, tempat budaya dataran tinggi diceritakan melalui warna, suara, dan emosi, sehingga siapa pun yang melewatinya akan membawa sedikit kedamaian dan sedikit impian pegunungan dan hutan di hati mereka.

Van Thanh (20 tahun), seorang pemuda yang sering datang ke toko untuk mengobrol dengan teman-temannya, berkata: "Setiap kali saya datang ke Thieu Do, saya seperti 'melarikan diri' ke tengah kota Hanoi. Setiap sudut Thieu Do membangkitkan kenangan pedesaan, seperti yang saya temui di suatu tempat dalam perjalanan ke dataran tinggi."
"Minoritas" tidak mengikuti tren atau gaya yang ramai. Semangat toko ini adalah menghormati dan melestarikan nilai-nilai budaya, agar dapat tetap eksis dan terasa dalam kehidupan modern.
"Karena saya percaya bahwa budaya adalah satu-satunya hal yang tak lekang oleh waktu. Meskipun dunia berputar sangat cepat, budaya akan selalu menjadi fondasi, dan benang merah yang menghubungkan manusia dengan akarnya," ujar Duc.

Toko ini telah menjadi tempat pertemuan bagi mereka yang mencintai budaya dan ingin menemukan ruang yang tenang di tengah hiruk pikuk kehidupan. Ada yang datang untuk mengenang kampung halaman, ada pula yang sekadar ingin mendengarkan musik tradisional dan merasakan suasana yang terawat dengan cermat hingga ke detail terkecil. Hal yang paling membahagiakan dari toko ini adalah banyaknya orang dari berbagai etnis yang saat ini tinggal di Hanoi juga datang untuk bekerja dan bersosialisasi.
Mempertahankan identitas bukanlah nostalgia, melainkan cara untuk melangkah maju dengan cara yang lebih berkelanjutan, membiarkannya hidup di masa kini dan menemani kehidupan. Ketika nilai-nilai lama diapresiasi dan diceritakan kembali dengan cara baru, nilai-nilai tersebut menjadi sumber energi, membantu orang menyeimbangkan antara modernitas dan tradisi.


Sumber: https://www.vietnamplus.vn/caphe-thieu-so-va-hanh-trinh-lan-toa-van-hoa-vung-cao-giua-long-ha-noi-post1075238.vnp






Komentar (0)