Pendiri dan CEO aplikasi perpesanan Telegram Pavel Durov telah diizinkan meninggalkan Prancis meskipun penyelidikan sedang berlangsung terhadap dirinya.
"Seperti yang mungkin sudah Anda dengar, saya baru saja kembali ke Dubai setelah beberapa bulan di Prancis karena penyelidikan aktivitas kriminal di Telegram. Prosesnya masih berlangsung, tetapi rasanya senang bisa pulang," Pavel Durov mengumumkan di Telegram, berterima kasih kepada para hakim karena mengizinkannya meninggalkan Prancis, menurut AFP.
Pendiri Telegram Pavel Durov di Indonesia pada tahun 2017
Bapak Pavel Durov (41 tahun) lahir di Rusia tetapi tinggal di UEA dan memiliki kewarganegaraan negara tersebut. Beliau ditangkap di Prancis pada Agustus 2024 dan ditahan selama beberapa hari atas tuduhan tidak mengontrol konten ilegal yang diposting oleh pengguna Telegram.
Ia kemudian dibebaskan dengan jaminan 5 juta euro, tetapi dilarang meninggalkan Prancis dan harus melapor ke polisi dua kali seminggu. Berdasarkan keputusan hakim, Tn. Durov diizinkan meninggalkan Prancis mulai 15 Maret hingga 7 April dan tidak lagi dikenakan tindakan tahanan rumah seperti sebelumnya.
Penangkapan tahun lalu merupakan penangkapan pertama seorang pendiri perusahaan media sosial karena konten yang diposting di platformnya. Telegram adalah salah satu aplikasi terkemuka di dunia , dengan lebih dari 900 juta pengguna aktif. Durov telah didakwa atas berbagai tuduhan gagal mencegah konten ekstremis di Telegram.
AFP, mengutip catatan interogasi tahun lalu, mengatakan Pavel Durov awalnya menyalahkan pihak berwenang Prancis karena tidak memberi tahu Telegram tentang dugaan aktivitas kriminal tersebut. Namun, pengusaha itu kemudian mengakui bahwa ia menyadari keseriusan semua tuduhan tersebut.
Dalam artikel tanggal 17 Maret, Tn. Durov mengatakan bahwa Telegram selama bertahun-tahun tidak hanya memenuhi tetapi juga menjalankan dengan baik kewajiban hukumnya terkait dengan manajemen, kerja sama, dan pencegahan kejahatan.
[iklan_2]
Sumber: https://thanhnien.vn/ceo-telegram-pavel-durov-duoc-roi-khoi-phap-185250317220533998.htm
Komentar (0)