
Profesor John Clarke lahir pada tahun 1942 di Inggris dan saat ini menjadi profesor kehormatan di Universitas California, Berkeley (AS).
Ia dianggap sebagai pendiri sirkuit superkonduktor Josephson dalam pengukuran dan teknologi kuantum. Salah satu karya khasnya adalah pengembangan dan optimalisasi perangkat interferensi kuantum SQUID - alat yang sangat sensitif yang digunakan untuk mengukur medan magnet superlemah, yang saat ini diterapkan dalam bidang kedokteran, geofisika, dan penelitian material.
Profesor John Clarke juga merupakan rekan penulis serangkaian makalah inovatif yang diterbitkan dalam Physical Review Letters pada tahun 1980-an, yang menunjukkan penerowongan kuantum makroskopis dalam sirkuit superkonduktor.

Profesor Michel H. Devoret lahir pada tahun 1953 di Paris, Prancis, dan merupakan profesor fisika terapan di Universitas Yale.
Ia meraih gelar doktor di bidang Fisika dari Universitas Paris-Sud pada tahun 1982. Ia juga melakukan penelitian pascadoktoral di laboratorium John Clarke di Universitas California, Berkeley. Saat ini, ia menjabat sebagai Profesor Emeritus Fisika Terapan di Universitas Yale dan Kepala Ilmuwan di Google Quantum AI, yang dikenal atas karya pionirnya di bidang "komputasi kuantum".
Dia bekerja di CEA Saclay dan merupakan pendiri kelompok penelitian Quantronics - kombinasi dari "kuantum" dan "elektronik".
Profesor Michel H. Devoret dan rekan-rekannya mengembangkan sirkuit kuantum buatan (kuantronium), yang menunjukkan bahwa sirkuit superkonduktor dapat berfungsi sebagai "atom buatan" dengan tingkat energi diskrit yang terkendali. Karya-karya ini membuka jalan bagi perancangan qubit superkonduktor – inti dari komputer kuantum masa kini.

Profesor John M. Martinis lahir pada tahun 1958 di AS, merupakan mahasiswa Profesor John Clarke dan merupakan pemimpin kelompok Google Quantum AI Lab.
Ia meraih gelar Sarjana Sains (BS) pada tahun 1980 dan gelar Doktor Fisika pada tahun 1987 dari University of California, Berkeley, dengan penelitian doktoralnya di bawah bimbingan Profesor John Clarke. Ia adalah profesor fisika di University of California, Santa Barbara, yang penelitiannya berfokus pada penggunaan qubit sambungan Josephson untuk membangun komputer kuantum.
Profesor John M. Martinis adalah orang pertama yang melakukan eksperimen pengukuran tingkat energi kuantum dalam sirkuit Josephson, dan kemudian memimpin tim Google untuk membangun prosesor Sycamore, yang pada tahun 2019 mencapai "supremasi kuantum" – menyelesaikan perhitungan lebih cepat daripada superkomputer terkuat di dunia . Karyanya dianggap sebagai jembatan antara fisika fundamental dan teknologi kuantum praktis.

Menurut media dunia, pencapaian ketiga ilmuwan tersebut tidak hanya menegaskan bahwa fenomena kuantum dapat diamati pada skala yang lebih besar dari atom, tetapi juga meletakkan dasar bagi generasi komputer kuantum, sensor, dan teknologi pengukuran ultra-presisi di masa mendatang.
Sumber: https://www.sggp.org.vn/chan-dung-3-chu-nhan-giai-nobel-vat-ly-2025-post816814.html
Komentar (0)