
Penelitian oleh tiga ilmuwan telah membuka jalan bagi pengembangan sirkuit kuantum – dasar bagi teknologi komputasi kuantum saat ini. Karya ini membantu para ilmuwan lebih memahami bagaimana fenomena kuantum, yang biasanya hanya dapat diamati pada tingkat atom, dapat bermanifestasi dalam sistem elektronik yang lebih besar, menurut pengumuman dari Akademi Ilmu Pengetahuan Kerajaan Swedia.
Profesor John Clarke dan John M. Martinis keduanya dari Universitas California, AS, sementara Profesor Michel H. Devoret adalah profesor madya di Universitas California.
Menurut Nature dan BBC, penemuan tim peneliti ini merupakan "langkah maju yang penting dalam upaya mewujudkan komputer kuantum yang stabil dan berskala", serta menunjukkan hubungan antara fisika teoretis dan aplikasi teknologi modern.
Tahun lalu, Hadiah Nobel Fisika diberikan kepada dua ilmuwan perintis, John Joseph Hopfield (Amerika) dan Geoffrey Everest Hinton (Inggris-Kanada, dikenal sebagai "bapak AI") atas penemuan mereka "yang membantu mengembangkan pembelajaran mesin dengan jaringan saraf tiruan". Mereka juga merupakan orang-orang yang meletakkan dasar bagi teknologi kecerdasan buatan (AI) yang sedang mengubah dunia saat ini.
Ini adalah Hadiah Nobel kedua yang diumumkan tahun ini, setelah Hadiah Nobel Fisiologi atau Kedokteran. Hadiah Nobel Fisika tahun ini, senilai 11 juta krona Swedia (sekitar 1,17 juta dolar AS), akan dianugerahkan dalam sebuah upacara di Stockholm pada bulan Desember.
Pekan Nobel 2025 berlanjut dengan penghargaan:
Kimia (8 Oktober siang), Sastra (9 Oktober siang), Perdamaian (10 Oktober siang), dan diakhiri dengan Hadiah Nobel Ekonomi (13 Oktober siang). Setiap hadiah mencakup medali emas, sertifikat, dan 11 juta kronor Swedia.
Sumber: https://www.sggp.org.vn/nobel-physics-2025-danh-cho-phat-hien-duong-ham-co-hoc-luong-tu-vi-mo-post816802.html
Komentar (0)