CNBC melaporkan bahwa gangguan awal dimulai sekitar pukul 9 pagi pada tanggal 9 November, dan sekitar satu jam kemudian, OpenAI memposting di halaman statusnya bahwa mereka telah menyelesaikan masalah tersebut.
ChatGPT telah mengalami gangguan selama sekitar satu hari, kemungkinan karena serangan DDoS.
Namun, halaman status kemudian mengkonfirmasi beberapa gangguan yang memengaruhi ChatGPT dan API (antarmuka pemrograman aplikasi). Halaman status menyatakan bahwa layanan API dan ChatGPT OpenAI mengalami "waktu respons yang lambat".
Pesan terakhir di halaman OpenAI, yang diposting tadi malam, berbunyi sebagai berikut: "Kami sedang memproses gangguan berulang yang disebabkan oleh pola lalu lintas yang tidak biasa yang mencerminkan serangan DDoS (distributed denial-of-service)."
OpenAI menyatakan pihaknya terus berupaya untuk mengatasi situasi tersebut. CNBC juga melaporkan bahwa chatbot AI lainnya, Claude 2 milik Anthropic, juga berhenti berfungsi kemarin. Belum jelas apakah kedua peristiwa tersebut saling terkait. Serangan DDoS mungkin terjadi tak lama setelah OpenAI mengadakan konferensi pengembang pertamanya pada tanggal 8 September.
Selain itu, perusahaan tersebut mengumumkan produk AI baru, GPTs. Chatbot ini memungkinkan pengembang dan perusahaan untuk menyesuaikan versi ChatGPT mereka sendiri guna memenuhi kebutuhan dan layanan spesifik.
Perusahaan tersebut juga mengumumkan pratinjau prototipe GPT-4 Turbo, yang akan memiliki jendela kontekstual yang memungkinkannya menerima perintah teks setara dengan 300 halaman dan beroperasi lebih cepat daripada chatbot GPT-4 saat ini, sekaligus mengurangi biaya operasional hingga dua kali lipat.
Tautan sumber






Komentar (0)