Pada tanggal 12 Desember, Menteri Dalam Negeri Prancis Laurent Nunez mengkonfirmasi bahwa server email kementerian telah menjadi sasaran serangan siber.
Berbicara kepada wartawan, Nunez mengatakan bahwa peretas mungkin telah mendapatkan akses ke beberapa file. Namun, belum ada bukti bahwa informasi tersebut telah disalahgunakan secara serius.
Segera setelah serangan itu, unit tersebut menerapkan langkah-langkah keamanan data dan memperkuat kontrol akses ke sistem komputer bagi para karyawannya.
Investigasi resmi sedang dilakukan untuk menentukan penyebab insiden tersebut.
Insiden ini terjadi lebih dari empat bulan setelah Bouygues Telecom, salah satu perusahaan telekomunikasi terbesar di Prancis dan operator jaringan seluler terbesar ketiga, diretas, yang mengungkap informasi jutaan pelanggan.
Orange, penyedia telekomunikasi terbesar di Prancis, juga menjadi sasaran serangan siber pada Agustus 2025.
Baru-baru ini, pada tanggal 13 November, data dari cabang Prancis milik penyedia telekomunikasi Denmark, Eurofiber, dicuri dalam serangan siber.
Sumber: https://www.vietnamplus.vn/may-chu-cua-bo-noi-vu-phap-bi-tin-tac-tan-cong-nguy-co-lo-mot-so-tap-tin-post1082753.vnp






Komentar (0)