Gyokeres hampir membuat sejarah dengan memenangkan Sepatu Emas Eropa. |
Dalam sepak bola, terkadang kisah terbaik tidak datang dari tim terkaya atau liga paling glamor. Terkadang, kisah terbaik datang dari tempat yang tak terduga. Kisah Viktor Gyokeres adalah contoh sempurna.
Ketika musim 2024/25 dimulai, hanya sedikit yang berani bertaruh bahwa striker Swedia ini akan menggemparkan Eropa. Bagi banyak orang, Gyökeres adalah nama yang kurang dikenal, seorang striker yang pindah dari Divisi Pertama Inggris (Coventry City) ke Sporting Lisbon dengan biaya yang terjangkau. Namun, sepak bola memang penuh kejutan, dan Gyökeres telah mengubah dirinya menjadi kejutan terbesar musim ini.
39 gol dalam 34 pertandingan di Kejuaraan Nasional Portugal musim 2024/25. Angka-angka tersebut tak hanya membantu Sporting Lisbon menjuarai kejuaraan, tetapi juga menempatkan Gyokeres di depan dalam perebutan Sepatu Emas bergengsi – gelar yang sebelumnya dianggap sebagai arena bermain Messi, Ronaldo, Lewandowski, atau Haaland.
Yang luar biasa adalah Gyokeres telah mencapai hal ini di liga yang seringkali diremehkan dibandingkan dengan "Lima Besar" Eropa. Portugal, meskipun menghasilkan banyak talenta, seringkali berada di peringkat di bawah Inggris, Spanyol, Jerman, Italia, dan Prancis dalam hal kekuatan liga, yang membuat pencapaian striker Swedia ini semakin mengesankan.
Gyokeres menjalani musim yang luar biasa bersama Sporting Lisbon. |
Namun, persaingan belum berakhir. Gyokeres kini harus menunggu dan menyaksikan penampilan dua lawan tangguh: Kylian Mbappe dan Mohamed Salah - dua superstar yang bermain di dua liga top Eropa.
Mbappe, dengan 28 gol di La Liga, masih memiliki dua pertandingan tersisa untuk Real Madrid. Untuk mengalahkan Gyokeres, striker Prancis itu perlu mencetak setidaknya dua gol lagi – sebuah tantangan yang tidak terlalu sulit bagi bakatnya. Terutama ketika Real Madrid kehabisan target, Mbappe bisa bebas berekspresi tanpa khawatir akan tekanan hasil.
Di Liga Primer, Mohamed Salah juga telah mencetak 28 gol dan masih memiliki dua pertandingan tersisa. Bintang Mesir ini menjalani musim yang luar biasa, memenangkan Liga Primer bersama Liverpool. Dengan dua pertandingan melawan Brighton dan Crystal Palace, peluang Salah untuk mencetak lebih banyak gol sangatlah mungkin, terutama jika ia selalu memiliki motivasi pribadi yang kuat.
Sebaliknya, Harry Kane—striker yang musim pertamanya di Bayern München—menutup musim Bundesliga dengan 26 gol, tidak cukup untuk bersaing memperebutkan gelar juara. Lewandowski, dengan 25 gol di La Liga bersama Barcelona, juga hampir kehilangan harapan karena ia membutuhkan keajaiban untuk mencetak 5 gol dalam 2 pertandingan terakhir.
Gyokeres bisa pindah ke liga utama lain musim panas ini. |
Sepatu Emas Eropa telah lama menjadi simbol keunggulan individu dalam sepak bola. Penghargaan ini bukan hanya penghargaan bagi striker paling tangguh, tetapi juga tolok ukur dominasi liga. Selama dekade terakhir, penghargaan ini hampir selalu dimenangkan oleh bintang-bintang dari La Liga dan Liga Primer. Terakhir kali pemain dari liga "lebih kecil" memenangkan Sepatu Emas adalah Eran Zahavi dari PSV Eindhoven pada tahun 2020.
Jika Gyokeres memenangkan final, itu akan mengirimkan pesan yang kuat: bakat bisa bersinar di mana saja. Hal ini juga mencerminkan perkembangan sepak bola Eropa yang lebih seimbang, karena kesenjangan antara liga-liga utama dan liga-liga menengah secara bertahap menyempit.
Dengan masa depan Gyokeres menjadi topik hangat di bursa transfer, Sepatu Emas akan menjadi kartu panggilan yang sempurna jika ia memutuskan untuk mencoba peruntungannya di liga yang lebih besar musim depan, dengan klub-klub papan atas termasuk Arsenal, Chelsea, dan Manchester United semuanya tertarik pada sang striker.
Menjelang putaran final kompetisi Eropa, mata para penggemar tak hanya tertuju pada perebutan gelar juara atau Piala Eropa, tetapi juga pada setiap gol yang dicetak Mbappe dan Salah. Karena di balik gol-gol tersebut terdapat kisah seorang striker Swedia yang hampir mencetak sejarah dan menegaskan bahwa: ada momen-momen dalam sepak bola ketika bakat melampaui segala batas untuk bersinar.
Sumber: https://znews.vn/chiec-giay-vang-chau-au-con-dia-chan-tu-bo-dao-nha-post1553838.html
Komentar (0)