Dari usaha individu hingga medali renang disabilitas
Lahir pada tahun 1984, Ibu Tran Thi Diep Man telah menekuni renang untuk penyandang disabilitas sejak tahun 2007. Awalnya, ia hanya ingin meningkatkan kesehatannya karena kakinya yang lemah, tetapi semakin ia menekuninya, semakin ia mencintainya dan bertekad untuk menekuninya dalam jangka panjang.
Di masa-masa awal, kendala terbesarnya bukanlah teknik, melainkan transportasi. Tanpa kendaraan, ia harus bergantung pada teman-temannya untuk menjemput dan mengantarnya. Pada tahun 2008, seorang tamu secara kebetulan memberinya sepeda listrik—hadiah kecil namun menjadi motivasi besar, yang membantunya untuk gigih pergi ke kolam renang setiap hari.
Pasangan atlet Pham Thanh Dat dan Tran Thi Diep Man bersama anak-anak mereka. Foto: Huynh Quyen
Meskipun menghadapi cedera dan kelelahan akibat program latihan yang berat, ia tetap tekun berlatih. Kenangan yang paling tak terlupakan adalah saat pertama kali ia mengikuti kompetisi di Hue , berkompetisi dalam gaya bebas 400 m. Ketika semua atlet lain telah mencapai daratan, ia tetap berusaha menyelesaikan renangnya. "Rasanya sangat sedih, tetapi saya akan menyesal jika menyerah, jadi saya memutuskan untuk tidak berhenti," kenangnya.
Hasil tekadnya adalah 1 medali perak dan 2 medali perunggu tahun ini - sebuah hadiah bukan hanya untuk dirinya sendiri tetapi juga untuk mengasuh kedua anaknya yang masih kecil.
Daftar prestasi di lintasan renang disabilitas
Pham Thanh Dat mulai berenang lebih lambat dari istrinya, pada tahun 2010, saat ia masih belajar berenang. "Teman-teman saya mengajak saya berenang untuk bersenang-senang, tetapi saya tidak menyangka hal itu akan terus saya lakukan sampai sekarang," ujarnya. Setelah hampir 16 tahun, renang telah membawanya menjadi anggota tim Paralimpiade nasional, dengan prestasi yang mengesankan: 4 medali emas dan 2 medali perak hanya dalam satu kompetisi.
Ia berkali-kali mengalami cedera akibat beban latihan yang berat. "Terkadang otot saya robek, terkadang seluruh tubuh saya sakit. Tapi setiap kali saya bisa bertanding dan bertemu rekan satu tim, saya merasa senang," ungkapnya.
Klip renang - Turnamen Olahraga Paralimpiade 2025 - Klip: MY NGAN - THI KY
Meskipun sudah berkeluarga, menyeimbangkan antara latihan dan mengurus istri serta anak-anak bukanlah hal yang mudah. Namun, baginya, olahraga adalah karier sekaligus sumber kebahagiaan hidup.
Kebahagiaan dari jalur renang yang sama
Jika bukan karena renang, mungkin Dat dan Man tidak akan bertemu. Turnamen-turnamen tersebut membantunya mengatasi rasa rendah diri dan mendapatkan lebih banyak kepercayaan diri – dan di sanalah ia bertemu pasangan hidupnya.
Cinta mereka tumbuh dari empati dan kebersamaan di lintasan renang, lalu membentuk rumah kecil yang penuh iman. Bagi Ibu Man, keluarga adalah penopang untuk menjadi lebih kuat. Bagi Bapak Dat, istri dan anak-anaknya adalah alasan untuk terus menekuni olahraga papan atas.
Kisah pasangan atlet Diep Man - Thanh Dat menjadi bukti nyata: disabilitas bukanlah halangan, namun dapat menjadi motivasi bagi setiap orang untuk bangkit.
Bagi Ms. Man, nilai terbesar yang dibawa olahraga bukanlah medali, melainkan kepercayaan diri dan keteguhan yang dipupuk. Baik di lintasan renang maupun dalam kehidupan, mereka tetap bersama, terus mengukir kisah indah tentang cinta, tekad, dan hasrat untuk hidup.
Setelah 5 hari kompetisi yang seru (9-15 September), Kejuaraan Nasional Renang, Catur, Boccia, Panahan, dan Judo untuk Penyandang Disabilitas 2025 berakhir dengan sukses, meninggalkan banyak kesan, baik dari segi keahlian maupun keorganisasiannya. Tim tuan rumah, Kota Ho Chi Minh, menunjukkan kekuatannya dengan unggul di 4 dari 5 cabang olahraga.
Sumber: https://nld.com.vn/chuyen-tinh-cua-doi-vo-chong-duong-boi-khuet-tat-196250914184022534.htm
Komentar (0)