Menurut statistik Departemen Telekomunikasi per 30 April, Vietnam memiliki 2,65 juta pelanggan yang menggunakan jaringan seluler virtual. Saat ini, pasar seluler Vietnam memiliki ARPU yang rendah dan menghadapi persaingan ketat dari layanan OTT. Oleh karena itu, partisipasi operator jaringan seluler virtual dalam menyediakan layanan akan berkontribusi pada diversifikasi jenis layanan transformasi digital.
| Ada 2,65 juta pelanggan di Vietnam yang menggunakan jaringan seluler virtual. |
Bapak Nguyen Phong Nha, Wakil Direktur Departemen Telekomunikasi ( Kementerian Informasi dan Komunikasi ) menyampaikan bahwa model jaringan seluler virtual dapat menyebarkan layanan secara nasional, membantu menghemat infrastruktur, sumber daya, dan memberikan nilai bagi pelanggan.
Jaringan seluler virtual hanya perlu membeli trafik grosir dari operator jaringan yang memiliki infrastruktur, dengan fokus pada bisnis untuk menghadirkan produk yang sesuai bagi pelanggan. Oleh karena itu, jaringan seluler virtual akan memiliki lebih banyak keunggulan pengembangan, hanya perlu memilih ceruk pasar untuk dikembangkan tanpa harus berekspansi seluas operator jaringan yang memiliki infrastruktur.
Namun, salah satu kesulitannya adalah jaringan seluler virtual akan sangat bergantung pada operator jaringan yang memiliki infrastruktur. Terlebih lagi, model ini masih relatif baru di Vietnam, sehingga perlu ada kebijakan manajemen untuk mendorong persaingan.
Pada tahun 2010, Kementerian Informasi dan Komunikasi memberi lisensi kepada sejumlah operator jaringan seluler virtual sepertiFPT , VTC, dll. Dengan demikian, VTC akan menyediakan layanan informasi seluler pada infrastruktur 3G EVN Telecom, roaming dengan jaringan domestik 2G.
Selain itu, VTC akan mempelajari opsi roaming dengan jaringan seluler lain, memperluas area jangkauan untuk menyediakan layanan kepada pelanggan. Sementara itu, FPT saat itu belum mengusulkan rencana bisnis dan bekerja sama dengan operator jaringan yang memiliki infrastruktur.
Saat itu, Kementerian Informasi dan Komunikasi menyatakan bahwa jika ada badan usaha yang memenuhi persyaratan, Kementerian akan memberikan izin karena jaringan seluler virtual tidak memiliki pita frekuensi sendiri, melainkan harus menggunakan infrastruktur dan pita frekuensi jaringan seluler lain. Namun, setelah beberapa waktu, badan usaha tersebut diam-diam menarik diri dari pasar.
[iklan_2]
Sumber






Komentar (0)