Pada pagi hari tanggal 6 November, Majelis Nasional ke-15 memasuki minggu kerja ketiga sesi ke-6, dengan sesi tanya jawab dengan Perdana Menteri, anggota Pemerintah, Ketua Mahkamah Rakyat Agung, Kepala Jaksa Penuntut Umum Rakyat Agung, dan Auditor Jenderal Negara.
Majelis Nasional ke-15 memasuki minggu kerja ke-3 masa sidang ke-6, dengan sesi tanya jawab diperkirakan berlangsung selama 2,5 hari.
Serahkan tanggung jawab kepada agensi tuan rumah
Dalam penyampaian laporan pelaksanaan sejumlah resolusi Majelis Nasional, Ketua Mahkamah Agung Kejaksaan Rakyat Le Minh Tri mengatakan, pihaknya fokus mengarahkan langkah-langkah profesional guna memastikan terselenggaranya fungsi dan tugas kejaksaan dengan lebih baik sesuai ketentuan Undang-Undang Dasar dan peraturan perundang-undangan, khususnya tugas pemberantasan ketidakadilan, kekeliruan, dan pencegahan pelarian pelaku tindak pidana.
Disamping hasil yang telah dicapai, Bapak Tri juga menyampaikan beberapa kesulitan dan tantangan yang perlu dipecahkan pada waktu mendatang.
Lazimnya banyak ketentuan baru peraturan perundang-undangan di bidang peradilan yang telah berlaku, namun kesadaran di kalangan kejaksaan masih belum merata; prosedur pertanggungjawaban yang sangat ketat dalam Undang-Undang tentang Tanggung Jawab Hukum Ganti Kerugian Negara merupakan tantangan besar bagi kejaksaan, khususnya tanggung jawab Kejaksaan.
Menurut Kepala Kejaksaan, penerapan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) telah meningkatkan tugas kejaksaan secara signifikan, mulai dari penerimaan hingga penanganan pengaduan dan laporan tindak pidana. Implementasi aturan yang mewajibkan jaksa untuk terlibat dalam berbagai kegiatan penyidikan dan melakukan penyidikan langsung ini menghadapi banyak kendala, terutama bagi unit-unit yang wilayahnya luas dan belum mampu menyediakan pegawai negeri sipil dan jaksa yang memadai.
Jumlah pegawai negeri sipil bergelar hakim dan jaksa pada semua tingkat Kejaksaan Rakyat belum memenuhi tuntutan peningkatan beban kerja; dana yang dialokasikan tidak memadai untuk melaksanakan tugas sektor tersebut.
Secara khusus, Ketua Mahkamah Agung dengan jujur mengakui bahwa proses penilaian dan valuasi masih memakan waktu lama, terdapat fenomena pengalihan tanggung jawab kepada instansi yang berwenang; permintaan yang lambat kepada instansi terkait untuk memberikan dokumen dan informasi yang kurang. Dalam beberapa kasus, bahkan terdapat tanda-tanda ketakutan akan tanggung jawab, penghindaran, dan penolakan penilaian dan valuasi; kesimpulan penilaian masih bersifat umum dan belum secara jelas mengungkapkan sudut pandang.
Ketua Mahkamah Agung Kejaksaan Rakyat Le Minh Tri
Bedakan kejahatan, kurangi hukuman bagi mereka yang mengikuti perintah
Menurut Ketua Kejaksaan Agung, pada masa mendatang, kejaksaan akan melaksanakan tugas dengan baik, yaitu memberantas ketidakadilan, kekeliruan, dan kejahatan yang terlewat; fokus pada penguatan tanggung jawab kejaksaan dalam kegiatan penyidikan sesuai Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana; berupaya mencegah terjadinya kasus penangguhan penahanan terhadap terdakwa karena tidak memenuhi kewajibannya, dan pengadilan yang menyatakan terdakwa tidak bersalah.
Di samping itu, kami fokus pada penyelesaian yang baik terhadap kasus-kasus yang diawasi dan diarahkan oleh Komite Pengarah Pusat Pemberantasan Korupsi; menangani secara cepat dan tegas kasus-kasus pidana yang serius dan rumit yang menjadi perhatian masyarakat.
Sektor Kejaksaan juga akan terus meningkatkan dan menyederhanakan organisasi Kejaksaan di semua tingkatan; meningkatkan kepemimpinan Kejaksaan Agung; menggunakan sumber daya manusia yang ada secara wajar dan efektif; merotasi, memobilisasi, dan memperbantukan jaksa antar Kejaksaan di semua tingkatan untuk pelatihan dan praktik dalam rangka memenuhi persyaratan tugas yang diberikan.
Khususnya, Ketua Mahkamah Agung RI menganjurkan agar Majelis Nasional terus mengarahkan penelitian dan pengembangan kebijakan untuk menangani kejahatan di bidang ekonomi , korupsi, dan jabatan, dengan memastikan persyaratan hukuman yang berat dan keringanan.
Asas yang disarankan oleh Direktur adalah menindak tegas para dalang dan oknum yang bermotif mencari keuntungan, agar jera dan memberikan penyuluhan kepada masyarakat; sekaligus melakukan pembedaan dan menciptakan kondisi yang memungkinkan para pelaku tindak pidana untuk mengatasi akibatnya, serta meringankan hukuman bagi para pelanggar karena menuruti perintah dan tidak mencari keuntungan; agar aset negara yang dikorupsi dan hilang dapat dikembalikan seperti sedia kala.
Kepala Kejaksaan Agung juga berharap agar Majelis Nasional mempertimbangkan untuk menambah jumlah jaksa dalam daftar gaji yang ditetapkan di sektor penuntutan agar dapat menjalankan fungsi dan tugasnya dengan lebih baik, terutama tugas-tugas yang baru ditugaskan; memiliki mekanisme kebijakan gaji dan tunjangan yang sesuai dengan sifat khusus pekerjaan di sektor tersebut; meningkatkan investasi dalam fasilitas, peralatan, dan infrastruktur teknologi informasi...
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)