Saat industri berita tradisional merangkul digitalisasi dan mencari cara inovatif untuk melibatkan pembaca, kloning suara dan teks-ke-ucapan (TTS) menawarkan sejumlah keuntungan yang menjanjikan untuk merevolusi pengalaman membaca dan membuka peluang baru bagi penulis dan ruang redaksi.
Foto ilustrasi. Sumber: SS
Apa itu teks ke ucapan?
TTS, sesuai namanya, adalah teknologi yang mengubah teks tertulis menjadi ucapan. Inovasi ini menjembatani kesenjangan antara bahasa manusia dan mesin, memungkinkan komputer, ponsel pintar, dan perangkat lain berkomunikasi dengan manusia melalui suara. Proses ini melibatkan algoritma kompleks dan model bahasa yang besar untuk menganalisis teks masukan dan menghasilkan audio keluaran dengan intonasi, pelafalan, dan ritme yang tepat.
Penerapan teknologi TTS tidak hanya meningkatkan pengalaman pengguna dengan fitur aksesibilitas bagi penyandang tunanetra. Teknologi ini telah menjadi komponen penting dalam asisten virtual dan buku audio, sistem navigasi, alat pembelajaran bahasa, dan sebagainya. Dengan memanfaatkan TTS, aplikasi-aplikasi ini dapat berinteraksi dengan pengguna dengan cara yang lebih menarik dan menyerupai manusia, sehingga meningkatkan kegunaan dan daya tariknya secara signifikan.
Kloning Suara AI
Kloning suara AI, juga dikenal sebagai sintesis ucapan, adalah aplikasi canggih kecerdasan buatan yang melibatkan pelatihan model pembelajaran mesin untuk menciptakan kembali suara seseorang berdasarkan kumpulan data suara. Hal ini melibatkan perekaman sejumlah besar sampel audio dari suara target, yang menangkap sampel suara dengan nuansa yang berbeda-beda.
Inti dari kloning suara AI terletak pada model berbasis jaringan saraf. Model-model ini menganalisis data ucapan, mempelajari detail rumit suara pembicara, dan menghasilkan suara baru yang terdengar sangat mirip dengan aslinya.
Aksesibilitas yang ditingkatkan
Salah satu keuntungan terpenting dari penggabungan TTS dan transkripsi suara AI dalam penerbitan adalah peningkatan aksesibilitas. Dengan TTS, konten tertulis dapat diubah menjadi suara, sehingga pembaca tunanetra dapat mengakses buku, surat kabar, dan materi tertulis lainnya dalam format audio. Inklusivitas ini memastikan konten dapat diakses oleh khalayak yang lebih luas, meruntuhkan hambatan bagi mereka yang tidak dapat membaca.
Orang yang tidak punya waktu untuk membaca
Bagi audiens dengan waktu atau rentang perhatian terbatas, mengonsumsi konten daring bisa memakan waktu dan melelahkan. Prosesnya bisa membosankan, sehingga sulit untuk tetap mengikuti perkembangan informasi terbaru.
Dalam hal ini, alat TTS membuat pembaruan informasi lebih mudah dan praktis. Alat ini memberikan pengalaman audio yang hidup, mirip dengan ucapan alami, mengubah artikel menjadi konten lisan yang menarik.
TTS memungkinkan pembaca memanfaatkan waktu mereka sebaik-baiknya dan tetap mendapat informasi sambil melakukan aktivitas lain.
TTS meningkatkan keterlibatan pengguna di era digital
Di lanskap digital saat ini, teknologi TTS telah muncul sebagai alat yang efektif untuk menyampaikan berita dalam format audio. Statistik terbaru menunjukkan bahwa 10% pembaca memilih untuk mendengarkan artikel dan lebih dari 75% membacanya hingga akhir. Hal ini menyoroti potensi TTS untuk meningkatkan rentang perhatian pengguna terhadap konten digital secara signifikan.
Khususnya, pembaca yang lebih muda merasa format audio sangat menarik karena kemudahannya dan minim upaya atau waktu. Penerbit juga melaporkan peningkatan langganan dan pendapatan melalui iklan audio, menjadikan TTS pendekatan yang solid untuk pertumbuhan berkelanjutan di industri penerbitan berita.
Personalisasi dan pengalaman imersif
Kloning suara AI meningkatkan interaksi pembaca ke level yang lebih tinggi dengan menyediakan narasi yang dipersonalisasi. Dengan kemampuan mereplikasi suara individu sungguhan, penerbit dapat menyediakan artikel, buku audio, dan konten audio lainnya yang dinarasikan oleh editor, penulis, atau selebritas.
Hal ini tidak hanya mempererat hubungan antara audiens dan konten, tetapi juga meningkatkan pengalaman mendalam, yang memungkinkan pembaca merasa seolah-olah mendengarkan penulis menceritakan kisahnya secara langsung.
Hemat waktu dan biaya
Menggabungkan TTS dan teknologi kloning suara AI dalam proses penerbitan menyederhanakan produksi konten dan mengurangi biaya secara signifikan. Pembuatan artikel dan buku audio, yang sebelumnya bergantung pada perekrutan pengisi suara dan sesi rekaman yang panjang, kini dapat diotomatisasi menggunakan kloning suara AI.
Ini mempercepat produksi dan mengurangi biaya produksi, membuat artikel dan buku audio menjadi pilihan yang lebih layak dan menguntungkan bagi organisasi berita dan media.
Hoang Ton (menurut IFRA)
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)