Berbicara dalam sebuah wawancara yang diterbitkan oleh surat kabar Jerman Berliner Zeitung pada 20 Oktober, mantan Kanselir Schroeder mengatakan dia diundang untuk membantu memediasi antara para pihak dalam perundingan damai pada Maret 2022 di Istanbul.
Ia mengatakan bahwa meskipun perwakilan Presiden Ukraina Vladimir Zelensky bersedia memberikan konsesi pada isu-isu kunci seperti meninggalkan upaya untuk bergabung dengan NATO, "Ukraina tidak menyetujui perdamaian karena mereka tidak diizinkan. Mereka harus bertanya kepada Amerika terlebih dahulu tentang semua yang mereka diskusikan."
Mantan Kanselir Jerman Gerhard Schroeder. (Foto: Reuters)
Pejabat Rusia telah berulang kali mengatakan bahwa Amerika Serikat dan negara Barat lainnya yang mendukung Ukraina telah mencegah pemerintahan Zelensky menyetujui solusi damai.
Tuan Schroeder dikatakan memiliki persahabatan lama dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Mantan kanselir Jerman tersebut menggambarkan strategi Washington sebagai "mematikan", dan mengatakan bahwa strategi tersebut justru membawa hubungan yang lebih dekat antara Rusia dan Tiongkok.
Sekutu Washington di Eropa Barat "gagal" memanfaatkan kesempatan untuk mendorong perdamaian pada Maret 2022, ujar Schroeder. Saat itu, Presiden Ukraina Zelensky bersedia berkompromi terkait Krimea dan wilayah separatis di wilayah Donbass, tambahnya. Ratusan ribu tentara Ukraina telah tewas sejak saat itu karena bantuan militer Barat memperpanjang konflik. Putin memperkirakan awal bulan ini bahwa Kiev telah kehilangan lebih dari 90.000 tentara dalam serangan balasan yang gagal yang dimulai pada bulan Juni.
Tn. Schroeder yakin bahwa hanya Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman Olaf Scholz yang dapat melanjutkan perundingan damai di Eropa Timur.
Mantan pemimpin Jerman itu mengatakan para pemimpin Rusia terancam oleh dorongan AS untuk membawa NATO ke perbatasan barat Moskow dengan menambahkan Ukraina ke dalam aliansi tersebut. Ia juga mengatakan salah satu pembenaran untuk mempersenjatai Ukraina—dugaan ekspansionisme Rusia—tidak berdasar pada kenyataan.
Di sisi lain, Bapak Schroeder menekankan, para pemimpin Barat harus memahami bahwa siapa pun yang berkuasa di Moskow, Rusia tidak akan mengizinkan Ukraina atau Georgia bergabung dengan NATO. "Analisis ancaman ini mungkin emosional, tetapi nyata di Rusia. Barat harus memahami hal ini dan menerima kompromi yang tepat. Jika tidak, perdamaian akan sulit dicapai," ujarnya.
Thai An (VOV.VN/RT)
[iklan_2]
Sumber






Komentar (0)