Ibu Yingluck telah tinggal di luar negeri selama enam tahun terakhir untuk menghindari hukuman penjara atas tuduhan melalaikan tugas yang diajukan setelah pemerintahannya digulingkan dalam kudeta tahun 2014.
Informasi di atas diungkapkan oleh pengacara Yingluck dan media Thailand. Saat ini belum ada konfirmasi resmi dari pengadilan.
Menurut pengaduan tahun 2022 yang diajukan oleh Komisi Anti-Korupsi Nasional terhadap Ibu Yingluck dan empat orang lainnya, kelima orang tersebut dituduh menyebabkan kerugian negara karena tidak mengikuti proses penawaran dalam pemberian kontrak pemerintah senilai 250 juta baht (172,6 miliar VND).
Yingluck Shinawatra tiba di Mahkamah Agung di Bangkok pada tahun 2017
Pengacara Noppadon Laothong mengatakan kepada Reuters bahwa pengadilan menolak kasus terhadap Yingluck dan yang lainnya karena mereka melaksanakan tugas mereka sesuai dengan hukum dan tidak menerima keuntungan apa pun.
Sebelumnya, Ibu Yingluck dihukum secara in absentia karena kelalaian dan dijatuhi hukuman lima tahun penjara atas program jaminan beras pemerintah yang menyebabkan kerugian miliaran dolar bagi negara.
Putusan pengadilan ini merupakan hasil terbaru yang menguntungkan bagi keluarga Shinawatra yang berkuasa dan Partai Pheu Thai. Sebelumnya, Thaksin Shinawatra, mantan Perdana Menteri Thailand dan saudara laki-laki Yingluck, diampuni dari hukuman penjara delapan tahun dan dibebaskan setelah enam bulan ditahan.
Tn. Thaksin kembali ke Thailand pada bulan Agustus 2023, setelah 15 tahun tinggal di luar negeri untuk menghindari hukuman penjara atas tuduhan penyalahgunaan kekuasaan dan korupsi.
Kepulangannya telah memicu spekulasi luas bahwa ia telah membuat kesepakatan politik rahasia dengan lawan politik di Thailand.
[iklan_2]
Tautan sumber






Komentar (0)